MBG program yang sangat bagus. Pelaksanaanya menuai bebrapa kritik, dan sudah banyak yang menawarkan solusi. Itu ranah mereka. Kita hanya membaca berita dan komentar di sosmed. Kita mendengar berita keracunan di program MBG, lalu apa penyebab keracunannya. Iya tentu racun, dan racunnya darimana ? Nah itu yang sedang dicari tahu secara mendalam.
Teorinya: satu diantara penyebab keracunan pada makanan adalah karena racun dari Clostridium botulinum. Clostridium botulinum adalah bakteri anaerob obligat yang umumnya ditemukan di tanah dan sedimen laut di seluruh dunia dalam bentuk spora. Bakteri ini bisa juga ditemukan pada debu, dasar sungai, dan berbagai produk pertanian segar maupun matang.
Clostridium botulinum tidak tumbuh di lingkungan dengan oksigen, tetapi spornya dapat bertahan di mana-mana.Bakteri ini dapat berkembang biak dan menghasilkan racun botulinum dalam makanan yang tidak diproses dengan baik, seperti makanan kalengan, sayur atau buah rendah asam yang dikalengkan, keju kalengan, kentang yang dipanggang dalam alumunium foil, bawang putih kalengan, sarden kalengan, dan pasta tomat kalengan.
Selain itu, bakteri ini juga dapat masuk melalui luka terbuka yang terkontaminasi.Jadi, Clostridium botulinum ada di tanah, sedimen laut, debu, dan dapat ditemukan pada makanan tertentu terutama yang diawetkan atau dikalengkan dengan metode yang kurang steril. Bakteri ini juga dapat masuk dan tumbuh di luka yang terkontaminasi, terutama pada pengguna narkoba suntik.
Clostridium botulinum dapat tumbuh dan mulai memproduksi racun dalam kondisi anaerob (tanpa oksigen) pada suhu antara 15°C hingga 45°C, dengan suhu optimum sekitar 35-40°C tergantung strain bakteri. Waktu inkubasi (masa mulai berkembang dan menghasilkan racun) biasanya berlangsung antara 12 hingga 36 jam setelah kondisi tumbuh yang sesuai tersedia, meskipun dalam beberapa kasus bisa sampai 1 hingga 10 hari.
Racun botulinum mulai diproduksi saat bakteri berkembang biak dan ini bisa berlangsung dalam hitungan jam hingga beberapa hari, bergantung pada kondisi lingkungan seperti temperatur, ketersediaan nutrisi, dan ketiadaan oksigen. Pada makanan yang dikemas seperti sayuran kalengan yang tidak diproses dengan benar, bakteri ini bisa tumbuh dan menghasilkan toksin dalam waktu singkat tersebut. C. botulinum mulai tumbuh dan memproduksi racun dalam waktu 12-36 jam di lingkungan tanpa oksigen dan suhu yang mendukung, dan bisa bertahan serta menghasilkan racun hingga beberapa hari atau sampai kondisi berubah tidak mendukung pertumbuhannya
Gejala keracunan umumnya muncul 12 hingga 48 jam setelah paparan racun, hingga delapan hari pada kasus tertentu. Lanjut membaca ......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar