Jumat, 19 Agustus 2011

PEMBUATAN SARANA SANITASI BERBASIS FIBER GLASS

Detail info


Pendahuluan

Dewasa ini terdapat beragam material yang dapat dimanfaatkan untuk pembuatan sarana sanitasi, mulai dari bambu, kayu, PC dan sejenisnya sampai dengan resin / serat kaca. Serat kaca (fiber glass) memiliki keunggulan komparatif, diantaranya mudah dibentuk, ringan, kuat, tahan terhadap rayap atau hama sejenis, tahan asam dan basa, lebih tahan terhadap pelapukan fisik akibat panas matahari, dapat diwarnai, dll.

Sarana sanitasi yang dapat dibuat dengan material fiber glass diantaranya bath tube, bak mandi, washtable, pipa, closet, meja cuci, oven hood, dll. Resin dengan kualitas prima dapat dimanfaatkan untuk mengawetkan serangga vector penyakit seperti lalat dan kecoa.

Pemanfaatan resin / fiber glass untuk rekayasa sarana sanitasi dibutuhkan ketrampilan dan kreativitas. Oleh karena itu diperlukan latihan meracik bahan dan mencetaknya serta inovasi pembuatan cetakan. Untuk mendapatkan hasil yang berkualitas baik diperlukan keseriusan berlatih dan pengalaman


Prosedur pembuatan


Bahan :

- Resin cair

- Erosin

- Fiber glass

- Katalis (hardener)

- Pewarna

- Wak / kit atau sejenisnya untuk pelicin


Alat :

- Wadah / ember

- Pengaduk

- Kuas

- Cetakan (plastic, seng, gabus, lempung, kayu, silicon mix, dll)

- Gunting / pisau pemotong (cutter)

- Timbangan / takaran


Cara kerja :

- Buatlah mal / cetakan sesuai dengan inovasi dan kreativitas anda menggunakan bahan yang cocok (plastic, seng, gabus, lempung, kayu, silicon mix, dll).

- Haluskan permukaan mal menggunakan amril lembut. Untuk cetakan yang terbuat dari logam, pada tahap akhir penghalusan dapat digunakan coumpond. Selanjutnya pada permukaan cetakan digosok sampai halus / licin menggunakan wak / kit. Cetakan siap digunakan.

- Buatlah adonan resin, erosin dan katalis dengan perbandingan 1000 cc : 1000 cc : 10 cc. Resin dimasukkan ke wadah kemudian tambahkan sedikit demi sedikit erosin dengan terus diaduk. Setelah larut merata tambahkan pewarna dan katalis, sambil terus diaduk. Erosin berfungsi sebagai bahan pengisi dan katalis berguna untuk mempercepat proses pengerasan. Penambahan katalis yang berlebihan menyebabkan adonan menjadi sangat cepat mengeras. Akibatnya adonan tidak bisa digunakan. Ukuran tepat penambahan katalis selalu diikuti dengan kecepatan kerja, sehingga perlu pengalaman.

- Cetakan / mal yang sudah siap, selanjutnya dilumuri / dilapisi adonan resin menggunakan kuas sampai rata. Tempelkan sedikit demi sedikit serat gelas yang sudah dipotong sesuai ukuran.

- Setelah serat gelas menempel rata ke seluruh permukaan resin, lakukan pelapisan / pelumuran resin kembali. Demikian seterusnya dibuat berlapis-lapis hingga diperoleh ketebalan yang diinginkan.

- Rapihkan bagian-bagian permukaan dan ujung / tepi dari benda yang dicetak menggunakan gunting atau cutter.

- Diamkan beberapa saat, kemudian lepaskan dari cetakan / mal. Barang yang dicetak sudah jadi.

- Untuk pengawetan serangga (misal : untuk gantungan kunci) dapat dilakukan dengan cara yang sederhana. Serangga yang sudah betul-betul kering dicor dengan resin jernih yang telah dicampur dengan katalis. Jangan tambahkan erosin. Serangga bisa juga dimasukkan kedalam cetakan kemudian di cor. Cetakan dibuat sesuai selera. Cetakan akan menghasilkan barang yang bagus bila cetakannya bagus dan halus. Biasanya dibuat dengan silicon mix.

Usaha Pest Control Bagi Sanitarian

<!--[if gte mso 9]> Normal 0 false false false IN X-NONE X-NONE MicrosoftInternetExplorer4


PROSEDUR UMUM

USAHA PEMBASMIAN SERANGGA


1.Perkenalkan diri anda atau perusahaan anda pada konsumen, melalui surat, booklet, leaflet, presentasi dalam seminar atau kunjungan langsung. Komsumen yang anda tuju dapat berupa hotel, rumah sakit, rumah makan, perusahaan transportasi, dan perusahaan atau lembaga lainnya yang diduga membutuhkan pelayanan pembasmian serangga (pest control).

2.Apabila sudah ada respon dari konsumen, mintalah ijin untuk survey lokasi. Survey ini bermanfaat untuk merencanakan serangga sasaran, lokasi treatment, bentuk / jenis treatment, tenaga, waktu dan biaya yang ditawarkan. Juga untuk mengetahui faktor penunjang dan penghambat.

3.Survey dilakukan, terutama untuk memperoleh data antara lain :

- Jenis pest

- Resting places & breeding places pest.

- Luas efektif bidang /sasaran aplikasi

- Jumlah dan jenis barang yang di treatment.

- Waktu idle (untuk treatment)

- Fasilitas pendukung (listrik, air dll)

- Faktor yang dapat menghambat (AC, smoke detektor, dll)

4.Hasil survey untuk menyusun proposal / perencanaan yang meliputi :

- Jenis pest yang ada

- Luas / volume dan tempat pest berada.

- Metode aplikasi / treatment serta peralatan yang diperlukan.

- Jenis dan jumlah bahan kimia yang akan digunakan.

- Jumlah dan kualifikasi tenaga yang diperlukan.

- Schedule / waktu pelaksanaan aplikasi dan supervisi

- Bentuk antisipasi kegagalan dan kecelakaan.

- Transportasi yang digunakan

- Hitung semua biaya minimal yang dibutuhkan (termasuk laba bersih dan pajak). Perkirakan juga harga yang kelak akan ditawarkan.

5.Buatlah surat penawaran / proposal pengendalian pest kepada konsumen dimaksud. Lakukan tawar-menawar harga. Sodorkan form perjanjian / persetujuan / kontrak kerja (termasuk sistem pembayaran & garansinya).

6.Laksanakan pekerjaan sesuai dengan dokumen kontrak. Perhatikan mutu pelayanan.

7.Lakukan pula evaluasi pelaksanaan kegiatan dan upaya penelitian & pengembangan.


Beberapa contoh teknik pengendalian lalat antara lain:

AIR DALAM KANTONG

Kurang lebih 300 ml air jernih dimasukkan dalam kantong plastik yang transparan. Kemudian ikat dan gantungkan ditempat yang banyak terdapat lalat berkerumun. Bisa juga diletakkan didekat tempat makanan, dimana banyak terdapat lalat. Cara seperti ini juga dapat digunakan untuk mengusir lalat.

Belum diketahui secara pasti mengapa lalat begitu takut terhadap air jernih yang dimasukan dalam kantong plastik transparan. Tetapi cara ini tampak cukup berhasil untuk mengusir lalat. Utamanya pada hari – hari pertama kantong air tersebut dipasang. Pada minggu kedua setelah pemasangan, lalat mulai menampakkan gejala tidak takut lagi terhadap kantong air dimaksud.

UAP CENGKIH

Masukkan beberapa butir cengkih kering kedalam gelas. Kemudian tuangkan air panas kedalamnya. Tempatkan pada daerah yang banyak terdapat lalat, niscaya lalat akan segera bubar. Bila uap cengkih sudah habis biasanya lalat akan datang kembali. Oleh karena itu perlu segera diganti dengan cengkih yang baru.

Usaha seperti ini cukup baik untuk mengusir lalat. Hal ini karena uap (minyak) cengkih mempunyai sifat mengusir (repellent) terhadap beberapa macam serangga, termasuk lalat.

MINYAK IGNOL

Penyulingan cengkih atau daun cengkih, akan menghasilkan minyak berwarna kehitaman. Minyak ini kemudian dimurnikan hingga berwarna jernih kekuningan. Minyak cengkih inilah yang disebut ignol. Karena ignol berasal dari cengkih maka mempunyai sifat seperti uap cengkih pula, yakni mampu mengusir lalat.

Cara penggunaannya adalah dengan meneteskan pada air panas. Cara yang lebih praktis cukup meneteskan pada tissue atau kapas, kemudian diletakkan pada tempat yang dikerumuni lalat. Lalat akan segera bubar.

UAP PARAFIN

Parafin padat (lilin) bila dinyalakan akan menghasilkan uap dan bau khas yang mampu mengusir lalat. Sehingga lilin menyala yang ditempatkan pada dekat makanan, lalat tidak akan berani mendekatinya.

Daya usir / jangkauan uap parafin ini relatif kecil, maka perlu ditempatkan beberapa lilin yang menyala untuk areal yang luas. Meskipun hasilnya kurang memuaskan, namun cukup berarti dalam hal mengurangi kerumunan lalat.

LIDI & TALI

Dalam suasana panas, lalat suka hingga pada tali jemuran. Lalat juga menyenangi hinggap pada benda bersudut tajam vertical. Sifat ini dapat dimanfaatkan untuk menangkap lalat.

Caranya dengan melapisi tali / lidi menggunakan lem. Lem yang bisa digunakan untuk keperluan ini diantaranya adalah lem tikus. Tali atau lidi yang sudah ada lemnya, ditaburi sedikit vanili untuk menghilangkan bau menyengat.

Lidi dipasang berdiri, sedangkan tali dipasang seperti jemuran. Biarkan beberapa waktu, niscaya banyak lalat yang tertangkap.

KERTAS BERPEREKAT

Kertas yang dilumuri perekat tikus dan ditaburi serbuk vanili dipasang ditempat lalat berkerumun. Biarkan beberapa saat kemudian niscaya banyak lalat yang tertangkap.

Kertas berperekat yang siap pakai, kini telah banyak dijual dipasar. Dengan demikian kita dapat dengan mudah memperolehnya dan lebih praktis dalam penggunaannya.

UMPAN BERACUN

Cairan gula yang dibubuhi racun serangga, ditempatkan pada daerah yang banyak lalatnya. Lalat yang makan akan segera mati. Cairan gula dapat diganti dengan susu atau sejenisnya. Racun serangga yang digunakan bisa juga dengan pestisida untuk pertanian.

Umpan beracun yang siap pakai banyak dijumpai di pasaran. Biasanya berbentuk kristal atau butiran seperti gula pasir berwarna biru. Satu diantaranya bernama SNIP.

PERANGKAP KERUCUT

Diantara perilaku lalat adalah terbang tegak lurus disaat terkejut. Sifat ini dapat dimanfaatkan untuk pembuatan perangkap lalat. Caranya adalah dengan memasang kerucut yang bagian pucuknya berlubang. Bagian pucuk atau ujung yang berlubang di sambungkan pada tabung perangkap. Tabung berikut kerucut disangga oleh kaki setinggi 5 –10 Cm.

Cara penggunaanya sangat mudah. Tepat dibawah lubang kerucut dipasang umpan penarik yang disukai lalat. Ketika lalat mengerumuni umpan tersebut, dan kemudian terkejut, secara reflek lalat akan terbang tegak lurus melewati lubang kerucut masuk tabung perangkap. Untuk membunuhnya dapat digunakan asap yang dimasukkan kedalam tabung perangkap.

Perangkap kerucut dapat dibuat dari bahan yang sederhana. Misalnya yang sering digunakan adalah bekas botol air minum dalam kemasan. Botol dipotong pada bagian bawah leher, kemudian dipasang kembali secara terbalik. Selanjutnya dipasang kawat yang berfungsi sebagai kaki penyangga (lihat gambar).

PERANGKAP SINAR

Lalat termasuk serangga fototropic, artinya ia akan tertarik dan bergerak menuju kearah sumber sinar. Atas dasar sifat ini, dibuatlah perangkap listrik yang disebut electrocutor. Prinsipnya adalah sebuah lampu sebagai sumber sinar, yang dikelilingi kawat beraliran listrik dengan tegangan tinggi ( 3500 Volt). Lalat yang tertarik akan bergerak mendekati sumber sinar (lampu), dan ketika menyentuh celah kawat akan tersengat listrik. Alat seperti ini telah banyak dijual dipasaran dengan model dan harga bervariasi.

MISTING

Alat yang dipakai untuk keperluan pembasmian lalat dengan misting disebut mistblower. Kegunaan mistblower ini adalah untuk menyemprotkan partikel racun / insektisida dengan semburan udara yang kencang langsung mengenai serangga sasaran (lalat). Dengan demikian lalat yang terkena racun tersebut dapat segera mati.

Janggkauan semburannya secara horisontal dapat mencapai 15 M, sehingga lalat yang sedang terbang dapat dengan mudah kena semprotan partikel racun. Racun yang digunakan untuk keperluan ini telah banyak dijual bebas, diantaranya Mustang, Icon, dll.

SPRAYING (PENYEMPROTAN)

Lalat seringkali hinggap dan terbang. Pada keadaan panas lalat cenderung akan istirahat dan hinggap ditempat yang teduh. Tempat – tempat yang biasa dihinggapi lalat dapat disemprot dengan racun / insektisida. Lalat yang hinggap pada tempat yang telah disemprot akan terkena racun dan mati. Racun akan tetap berada pada bidang yang disemprot selama kurun waktu tertentu. Lama waktu keberadaan racun tergantung jenis racun yang digunakan dan kondisi lingkungan setempat.

Untuk keperluan penyemprotan ini dapat digunakan spraycan (tangki semprot) yang biasa dipakai dalam bidang pertanian.

FOGGING (PENGASAPAN)

Racun / insektisida dapat disemprotkan dalam bentuk kabut asap. Alat yang digunakan untuk keperluan ini disebut fog generator. Fog generator yang banyak dikenal antara lain Swing fog, Dyna fog, Eagle, dll.

Asap beracun ini apabila mengenai serangga sasaran (lalat), maka akan segera mati. Biasanya racun dicampur dengan solar atau minyak tanah.

Salah satu kelemahannya adalah asap mudah diterpa angin. Sehingga tidak tepat apabila digunakan ketika angin sedang bertiup.

SANITASI

Upaya pengendalian lalat agar tidak sampai menimbulkan gangguan, kuncinya terletak pada kebersihan lingkungan. Oleh karena itu membersihkan tempat sampah atau tidak menimbun sampah lebih dari 2 (hari) merupakan tinadakan yang sangat baik untuk mencegah berkembangnya lalat.

Hal ini karena sampah merupakan tempat bertelur dan berkembang biaknya lalat. Sampah yang dimaksud disini meliputi sampah yang dapat busuk dan kotoran hewan lainnya.