Senin, 09 Mei 2016

Pengambilan Sampel Air untuk Pemeriksaan Legionella

Pengelolaan Sampel Air
1. Minimal sekali seminggu dilakukan pemeriksaan pada penampung air, untuk memeriksa apakah ada kerusakan fisik, bau busuk dari zat organik, serta adanya serbuk-serbuk yang mengandung bakteri Legionella.
2. Pengendalian bakteri Legionella dapat dilakukan dengan pemberian desinfektan setiap 6 (enam) bulan sekali dan dilakukan 3 (tiga) bulan setelah pemeriksaan sampel air.
3. Pemeriksaan sampel air dilakukan setiap 6 (enam) bulan sekali untuk mendeteksi bakteri Legionella

1) Pengambilan.

a. Perpipaan diambil di titik akhir distribusi :
(1) Ambil 10 ml air dari kran dengan tabung steril.
(2) Buka kepala kran/shower dan lakukan swab dengan cara memutar pada permukaan bagian dalam ujung pipa.
(3) Masukkan swab ke dalam tabung steril di atas.
(4) Buka kran/shower dan tampung air dalam botol atau jerigen steril sebanyak 1000 ml.
(5) Masukkan air dan swab yang ada pada tabung steril ke dalam botol atau jerigen di atas.
(6) Tambahkan natrium thiosulfat 10 % sebanyak x 1 ml untuk menetralisir khlor dari 1000 ml sampel air.
(7) Sterilkan tutup botol dengan alkohol 70%.
(8) Tutup mulut botol hingga rapat untuk mencegah adanya kontaminasi.
(9) Pasang label nama/kode, nomor, lokasi sumber air, tanggal dan jam pengambilan.

b. Penampungan air.
(1) Ambil air sebanyak 1000 ml dengan cara membenamkan botol/jerigen steril kedalam penampungan air. (mulut botol atau jerigen menghadap kepermukaan air).
(2) Tambahkan natrium thiosulfat sebanyak 100 mg untuk menetralisir khlor dari 1000 ml sampel air.
(3) Sterilkan tutup botol dengan alkohol 70 %.
(4) Tutup mulut botol hingga rapat untuk mencegah adanya kontaminasi.
(5) Pasang label nama/kode, nomor, lokasi sumber air, tanggal dan jam pengambilan.

2) Penyimpanan
Masukkan sampel air ke dalam kotak pendingin (ice box) yang berisi kantong pendingin (ice pack) tutup rapat kotak pendingin.

3) Pengiriman
a. Kirim segera sampel air ke laboratorium
b. Bila pengiriman membutuhkan waktu lebih dari 48 jam, sampel harus dibekukan (disimpan pada suhu – 20 0 C atau dalam tangki nitrogen cair).

Deskripsi tentang Legionella
Legionellosis adalah suatu penyakit infeksi bakteri akut yang bersifat new emerging diseases. Secara keseluruhan baru dikenal 20 spesies dan penyebab Legionellosis adalah Legionella pneumophila.
Pertama kali penyakit Legionella terjadi di Philadelpia Amerika Serikat pada tahun 1976, dengan jumlah kasus 182 dan kematian 29 orang (CFR 15,9 %) serta merupakan wabah pertama yang melanda dunia.
Di Indonesia kasus ini terjadi pada sejumlah tempat antara lain di Bali (1996), di Karawaci Tangerang (1999) dan di sejumlah kota lainnya. Dari hasil survei tahun 2001 pada air menara sistem pendingin di hotel-hotel yang ada di Jakarta dan Denpasar ditemukan hampir 20 % dari petugas pengelola air menara sistem pendingin tersebut, hal ini terlihat dari hasil pemeriksaan laboratorium terhadap darah para petugas pernah terpajan dengan bakteri Legionella.

Bakteri Legionella biasa hidup di air laut, air tawar, sungai, lumpur, danau, mata air panas, genangan air bersih, air menara sistem pendingin di gedung bertingkat, hotel, Spa, pemandian air panas, air tampungan system air panas di rumah-rumah, air mancur buatan yang tidak terawat baik, adanya endapan, lendir, ganggang, jamur, karat, kerak, debu, kotoran atau benda asing lainnya. Bakteri ini juga terdapat pada peralatan rawat di rumah sakit seperti alat bantu pernafasan.
Bakteri Legionella pneumophila termasuk bakteri Gram negatif, berbentuk batang, tidak meragi D glukosa, tidak mereduksi nitrat menjadi nitrit.

Koloni bakteri ini hidup subur menempel pada pipa-pipa karet dan plastik yang berlumut dan tahan terhadap kaporisasi dengan konsentrasi klorin 2-6 mg/l. Bakteri Legionella dapat hidup pada suhu antara 5,7 0 C. sampai 63 0 C dan hidup subur pada suhu 30 0 C-45 0 C.
Penularan bakteri Legionella pada manusia yaitu antara lain melalui aerosol di udara atau karena minum air yang mengandung bakteri Legionella. Penularan dapat pula melalui aspirasi air yang terkontaminasi, inokulasi langsung melalui peralatan terapi pernafasan dan pengompresan luka dengan air yang terkontaminasi. Masa inkubasi penyakit 1 – 10 hari.
Tempat keberadaan bakteri Legionella, sangat erat dengan kehidupan manusia, sehingga kemungkinan dapat terjadi kejadian luar biasa di masyarakat. Keberadaan bakteri Legionella di sarana rumah sakit yang tidak dikelola dengan baik juga dapat menimbulkan infeksi nosokomial. Dengan berkembangnya kasus penyakit Legionellosis di objek-objek wisata akan berdampak negatif terhadap perkembangan pariwisata tersebut.

Untuk mencegah berkembangnya bakteri Legionella, maka minimal seminggu sekali dilakukan pemeriksaan penampungan air terhadap kerusakan fisik, bau dan zat organik, dan adanya serbuk-serbuk yang mengandung bakteri Legionella.

Pengambilan Sampel Mikrobiologi Udara Ruangan Rumah Sakit

Mengacu pada Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 1335/Menkes/SK/X/2002 Tanggal : 29 Oktober 2002 TENTANG STANDAR OPERASIONAL PENGAMBILAN DAN PENGUKURAN SAMPEL KUALITAS UDARA RUANGAN DI RUMAH SAKIT, Berikut ini adalah cara  pengambilan sampel gas /  udara  ruangan di Rumah Sakit untuk pemeriksaan mikrobiologi

1.Lokasi pengambilan sampel
  • Ruang operasi
  • Ruang perawatan
  • Ruang isolasi
  • Ruang cuci
  • Dapur

2. Titik pengambilan sampel
Jumlah titik Sampel minimal sebesar 10% dari jumlah masing-masing ruangan.

3. Waktu pengambilan sampel
a. Ruang operasi dilakukan menjelang operasi ( ruangan siap digunakan ).
Ruang perawatan dan isolasi dilakukan setelah dilakukan pembersihan ruangan
Cara pengambilan sampel
a. Nama alat : Mikrobiologi Air Sampler
b. Persiapan, pengoperasian alat dan metode analisis

1). Metode Agar

a). Persiapan
Lakukan uji fungsi alat
Lepas kipas dan pelindungnya lalu bungkus dengan kertas, sterilkan dalam autoclave dengan suhu 121oC selama 15 menit atau dengan sterilisasi kering dengan suhu 70oC selama 1 jam.
- Badan alat didesinfeksi dengan menggunakan alkohol 70% atau desinfektan lainnya.
- Pasang battery pada alat atau adaptor.
- Pasang kembali kipas dan pelindung pada badan alat.
- Atur waktu sesuai dengan lama pengambilan sampel yang direncanakan antara lain : ruang operasi dan ruang isolasi = 4 menit, ruang perawatan = 2 menit
- Pasang alat pada piring penyangga / Tripod.
- Siapkan agar strip (media agar)

b). Cara pengambilan sampel
- Tempatkan alat pada titik Pengambilan sampel
- Lepaskan media agar strip dari kemasannya dan segera pasangkan pada tempatnya (pelindung kipas) dengan posisi permukaan agar strip mengarah ke kipas.
- Hidupkan alat .
- Tekan tombol start pada remote starter (jarak petugas dengan alat minimal 3 meter) tinggalkan ruangan apabila alat sedang beroperasi.
- Alat akan berhenti secara otomatis sesuai dengan pengaturan waktu.
- Petugas segera masuk dan matikan alat .
- Lepaskan media agar strip dari tempatnya dan masukkan kembali pada kemasannya, tutup rapat dan disegel.
- Beri keterangan atau label seperlunya antara lain : waktu pengambilan, lokasi/tempat, lama pengambilan sampel dan nama petugas.
- Amankan agar strip tersebut dengan cara sbb :
* Lapisi agar strip dengan aluminium foil
* Simpan pada cool box (kotak pendingin) dengan suhu 4 – 100C

c). Metode analisis
Persiapan
- Masukan agar strip pada incubator dengan suhu 30-35oC dan selama 24 jam (bila 24 jam tidak ada pertumbuhan kuman, pembiakan 24 jam lagi).
- Setelah waktu pembiakan kuman selesai, jumlah koloni kuman yang tumbuh dihitung dengan menggunakan Colony Counter.

(2) Cara menghitung angka koloni kuman pada media agar :
- Hidupkan Colony Counter
- Tempatkan media agar dengan posisi terbalik pada display dan hidupkan lampu
- Pasang kabel detector pada coloni counter.
- Hidupkan kalkulator
- Hitung koloni kuman yang tumbuh dengan cara menekan ujung detektor pada agar strip.
- Jumlah koloni kuman yang terbentuk pada agar strip dapat dibaca pada kalkulator.

Menghitung jumlah koloni kuman, gunakan rumus :
                koloni kuman pada agar strip
KK/ m3 = ----------------------------------    X 1000 liter
                    40 lt X waktu (menit)
Keterangan :
KK = Jumlah Koloni kuman yang terbentuk
40 ltr = kemampuan alat untuk menghisap udara selama 1 menit adalah sebanyak 40 liter.


2). Metode Tuang (Pour Plate).
a). Persiapan
- Periksa battery melalui indikator flowrate (tingkat akhir) 2,0 Lpm (liter/menit) apabila indikator kisaran naik turun 0,2 Lpm perlu diganti battery
- Isi impinger dengan larutan fisiologis NaCl 0,9% sebanyak 10 ml.
- Tutup tabung impinger dengan rapat jangan sampai terdapat gelembung.
- Sterilisasi tabung impinger yang sudah berisi reagen penyerap dengan sterilisasi basah pada suhu 1210C,selama 15 menit
- Tempatkan impinger pada badan alat.

b). Pelaksanaan
- Impinger yang telah berisi larutan fisiologis NaCl 0,9% dihubungkan dengan flow meter
- Hidupkan alat dan atur flow meter 1-2 lpm.
- Baca dan catat flowmeter pada skala indicator.
- Lakukan pengambilan sampel selama 15 – 30 menit, sesuai dengan kondisi kebersihan ruang.
- Matikan alat dan lepaskan impinger dari badan alat.
- Masukkan sampel dalam cool box dan dikirim ke laboratorium.

c) Metode analisis
- Siapkan 5 petridish steril.
- tuangkan sampel ke dalam 4 petridis steril masing-masing 1 ml
- pada petridis ke 5 digunakan sebagai kontrol (tanpa sampel).
- pada ke 5 petridis masing-masing tuangkan media agar (Plate Count Agar) sebanyak 10 - 15 ml dalam suhu 46 – 50oC.
- goyangkan ke 5 petridis secara perlahan agar bercampur merata.
- Diamkan petridish yang berisi sampel sampai membeku. Kemudian masukan kedalam inkubator pada suhu 35oC selama + 24 - 48 jam dengan posisi petridis terbalik.
- Koloni yang tumbuh dihitung pada Coloni Counter.

Perhitungan :
R (koloni/ml) = (a-e) + (b-e) + (c-e ) + (d-e)
                      -----------------------------------------
                                 4

          R x V x 1000/M3
JK = -----------------------------
             Q x t

Keterangan :
JK = Jumlah Kuman
R = Jumlah koloni rata-rata
V = larutan fisiologis (ml)
Q = Debit aliran udara (L/menit)
t = Lamanya waktu pengambilan sampel (menit)
a-d = Jumlah kuman di petridis a,b,c dan d
e = Jumlah kuman pada petridis e (kontrol)

Pengambilan Sampel Gas / udara Ruang di Rumah Sakit

Mengacu pada Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 1335/Menkes/SK/X/2002 Tanggal : 29 Oktober 2002 TENTANG STANDAR OPERASIONAL PENGAMBILAN DAN PENGUKURAN SAMPEL KUALITAS UDARA RUANGAN DI RUMAH SAKIT, Berikut ini adalah cara  pengambilan sampel gas /  udara  ruangan di Rumah Sakit

Parameter gas-gas polutan yang dipantau/diukur : H2S, NH3, CO, SO2, HC, Ozon, Ether dan NO2. Dalam buku ini terbatas pada gas-gas H2S, NH3, SO2 dan NO2, sedangkan untuk gas-gas CO, Ozon, HC dan Ether tidak dibahas karena metode yang digunakan adalah sistem kering dan dapat dilakukan pembacaan langsung.

1. Lokasi pengambilan sampel
  • Ruang perawatan pasien
  • Ruang laboratorium
  • Instalasi Gizi/ dapur
  • UGD
  • Laundry
  • Ruang farmasi

2. Titik pengambilan sampel
Jumlah titik sampel minimal 10 % dari jumlah masing-masing ruangan
Waktu pengambilan sampel
Pengambilan sampel gas polutan dilakukan pada siang hari.

Cara pengambilan sampel
Nama alat :
Impinger Gas Sampler (untuk pengambilan sampel gas : H2S, NH3, SO2, Ozone, NO2)
Plastic Bag (untuk pengambilan sampel gas : HC, CO, Ether)

Persiapan :
1). Impinger Gas Sampler
Lakukan uji fungsi alat dengan menggunakan aquades sebagai pengganti absorbans.
Siapkan dan set alat pada lokasi pengambilan sampel
2). Plastik Bag
Siapkan plastik bag
Cek dari kemungkinan adanya kebocoran

Cara pengoperasian :
1) Impinger Gas Sampler
Letak alat
Letakan alat pada titik pengambilan sampel yang sudah ditentukan
Merangkai alat :
5 tabung impinger yang telah diisi larutan absorbans (+ 10 ml) masing-masing dihubungkan dengan tabung impinger yang berisi silikagel menggunakan slang penghubung dari plastik.
Masing-masing tabung diatur pada alat air gas sampler (Vacum pump)
5 tabung yang berisikan larutan absorbans masing-masing dihubungkan dengan pompa vacum pada inlet dengan menggunakan slang penghubung dari plastik.

Cara pengambilan sampel :
kabel power dihubungkan dengan listrik, kemudian pompa vacum dihidupkan dengan mengatur panel ke posisi ON.
Masing-masing skala flow meter diatur debitnya dan dalam posisi low atau high sesuai dengan aliran udara yang dikehendaki.
Jika pengambilan sampel telah selesai, matikan alat dengan merubah panel vacum ke posisi OFF.
Masing-masing tabung impinger yang berisi larutan absorbans dilepas kemudian larutan absorbans dipindahkan ke dalam botol sampel warna gelap/coklat dan diberi tanda, kemudian disimpan dalam box pendingin tempat sampel.
Selanjutnya pengujian sampel gas dapat diperiksa di laboratorium.

Lama pengukuran
NH3, SO2, dan NO2 dilakukan selama 1 jam
H2S dilakukan pada siang hari selama 30 menit.

2) Plastic Bag
a) Sampel :
Udara dihisap sejumlah volume tertentu dengan bantuan pompa vacum, udara yang telah terhisap dimasukan ke dalam plastic bag.
Tutup mulut plastik bag dengan rapat
Analisa di laboratorium.
b) Lama pengukuran :
Pengukuran dilakukan secara sesaat

Pengukuran Pencahayaan di Rumah Sakit

Mengacu pada Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 1335/Menkes/SK/X/2002 Tanggal : 29 Oktober 2002 TENTANG STANDAR OPERASIONAL PENGAMBILAN DAN PENGUKURAN SAMPEL KUALITAS UDARA RUANGAN DI RUMAH SAKIT, Berikut ini adalah cara  pengukuran  pencahayaan udara  ruangan di Rumah Sakit

1. Lokasi pengukuran
  • Ruang perawatan pasien
  • Ruang operasi.
  • Ruang anestesi dan ruang pemulihan
  • Ruang endoscopy dan laboratorium
  • Ruang X-Ray
  • Koridor
  • Tangga
  • Kantor/Lobi
  • Ruang alat/Gudang
  • Ruang farmasi
  • Dapur
  • Ruang cuci
  • Toilet
  • Ruang isolasi khusus penyakit tetanus
2. Titik pengukuran
Jumlah titik pengukuran minimal 10% dari jumlah masing
masing ruangan

3. Waktu pengukuran
a. Waktu pengukuran dilakukan pada siang hari, kecuali untuk koridor dilakukan pada malam hari.
b. Pada ruang perawatan, pengukuran dilakukan baik pada saat pasien sedang tidur maupun tidak tidur.

4. Cara pengukuran
a. Nama alat : Lightmeter
b. Persiapan alat :
Siapkan alat dan bacalah petunjuk penggunaan alat
sebelum alat dioperasikan.
c. Pengoperasian alat :
1)Letak alat
Ruang perawatan pasien :
Letakan alat diatas tempat tidur yang terjauh dari sumber cahaya (lampu).
Ruang operasi : letakan alat diatas meja operasi.
Ruang lainnya : letakan alat dimana terdapat kegiatan.
2) Lama pengukuran :
Pengukuran dilakukan sampai menunjukkan angka yang stabil

5. Cara pembacaan :
Pembacaan alat dilakukan secara langsung. Bila satuan alat dalam Foot Candel, maka perlu dikonversi pada lux dimana 1 Lux = 10 FC.

Pengukuran Kelembaban Udara di Ruangan Rumah Sakit

Mengacu pada Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 1335/Menkes/SK/X/2002 Tanggal : 29 Oktober 2002 TENTANG STANDAR OPERASIONAL PENGAMBILAN DAN PENGUKURAN SAMPEL KUALITAS UDARA RUANGAN DI RUMAH SAKIT, Berikut ini adalah cara  pengukuran  kelembaban  udara  ruangan di Rumah Sakit

1. Lokasi pengukuran
Ruang operasi
Ruang bersalin
Ruang pemulihan/perawatan pasien
Ruang observasi
Ruang perawatan bayi
Ruang perawatan prematur
Ruang ICU

2. Titik pengukuran
Jumlah titik pengukuran minimal 10% dari jumlah masing-masing ruangan

3. Waktu pengukuran
Waktu pengukuran dilakukan pada siang hari .

4. Cara pengukuran.
a. Nama alat : Hygrometer
b. Persiapan alat :
Siapkan alat dan bacalah petunjuk penggunaan alat sebelum alat dioperasikan.
c. Pengoperasian alat :
1) Letak alat :
Letakan alat pada dinding ruang atau dapat menggunakan tripod.
Lama pengukuran :
Pengukuran dilakukan sampai menunjukkan angka yang stabil

5. Cara pembacaan :
Pembacaan hasil pengukuran dilakukan secara langsung

Pengukuran Temperatur Udara di Rumah Sakit

Mengacu pada Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 1335/Menkes/SK/X/2002 Tanggal : 29 Oktober 2002 TENTANG STANDAR OPERASIONAL PENGAMBILAN DAN PENGUKURAN SAMPEL KUALITAS UDARA RUANGAN DI RUMAH SAKIT, Berikut ini adalah cara  pengukuran  temperatur  udara  ruangan di Rumah Sakit

1. Lokasi pengukuran
  • Ruang operasi
  • Ruang bersalin
  • Ruang pemulihan/perawatan pasien
  • Ruang observasi
  • Ruang perawatan bayi
  • Ruang perawatan prematur
  • Ruang ICU
2. Titik pengukuran
    Jumlah titik pengukuran minimal 10% dari jumlah masing-masing ruangan.

3. Waktu pengukuran
    Waktu pengukuran dilakukan pada siang hari, khusus ruang operasi dan ICU harus diperiksa pada saat sebelum dipergunakan.

4. Cara pengukuran.
a. Nama alat : Thermometer
b. Persiapan alat :
  • Siapkan alat, lakukan kalibrasi dan uji fungsi
  • Baca petunjuk penggunaan alat sebelum alat dioperasikan.
c. Pengoperasian alat :
  • Letak alat :
  • Letakkan alat pada dinding ruang atau dapat menggunakan tripot.
  • Hindarkan alat dari panas sinar matahari langsung.
  • Lama pengukuran: pengukuran dilakukan sampai menunjukkan angka yang stabil
5. Cara pembacaan
Pembacaan hasil pengukuran dilakukan secara langsung

Penurunan Kadar Fosfat dalam Air Limbah




·         PHOSPHAT biasanya hadir bersamaan dengan  nitrate dan karbon organic. Sering dihubungkan dengan  tumbuh melimpahnya  tanaman air.
·         Dalam air “bersih”  kadar P (total)  = 10 – 30 ug/l, kadang2 lebih tinggi. Kadar 100 ug/lt biasanya sudah menimbulkan ganguan serius di perariran (danau)

·         Teknologi untuk menghilangkan kadar phosphate yang tinggi  al. :
-          Fisika ( filtrasi partikel phosphate; membrane filter)
-          Kimia (presipitasi/pengendapan;  adsorbs fisiko-kimia)
-          Biologi (asimilasi;  Enhanced Biological Phosporus Removal =EBPR). 

·         Efisiensi removal pengolahan biologis  Phosphat dalam beragam bentuk:
-          Phosphat organic à 20-50% (pengolahan primer) dan 40-80% (pengolahan sekunder)
-          ORTHOPhosphate à 0-40% (pengolahan primer) dan 0-40% (pengolahan sekunder)
-          Condense Phosphat à 0- 20% (pengolahan primer) dan 40-80% (pengolahan sekunder)
-          Phosphate total à 5- 20% (pengolahan primer) dan 10-30% (pengolahan sekunder)

·         Pengolahan phosphate secara kimia  diantaranya  pakai kapur CaOH, tawas, Feri chloride
-          5Ca2+  +  4OH-  +  3 HPO4 2-  ---> Ca5 (PO4)3 (OH) + 3 H2O     (pakai kapur)
-          Al2 (SO4)2 + 2 PO4 3-   ---> 2 AlPO4  + 3 SO4 2-    (pakai tawas)
-          FeCl3 +  PO4 3-    --->  FePO4  + 3 Cl -      (pakai feri chloride)