Selasa, 27 Oktober 2015

MITIGASI BENCANA WABAH PENYAKIT



LANGKAH Secara lebih rinci upaya pengurangan bencananya antara lain:

a. Menyiapkan masyarakat secara luas termasuk aparat pemerintah khususnya di jajaran kesehatan dan lintas sektor terkait untuk memahami resiko bila wabah terjadi serta bagaimana cara-cara enghadapinya bila suatu wabah terjadi metalui kegiatan sosialisasi yang berkesinambungan.
b Menyiapkan produk hukum yang memadai untuk mendukung upaya-upaya pencegahan, respon cepat serta penanganan bila wabah terjadi.
c. Menyiapkan infrastruktur untuk upaya penanganan seperti sumberdaya manusia yang profesional, sarana pelayanan kesehatan, sarana komunikasi, transportasi, logistik serta pembiayaan operasional.
d. Upaya penguatan surveilans epidemiologi untuk identifikasi faktor risiko dan menentukan strategi intervensi dan penanganan maupun respon dini di semua jajaran.
e. Pengendalian faktor risiko.
f. Deteksi secara dini.
g. Respon cepat.         

MITIGASI BENCANA KEKERINGAN



LANGKAH Secara lebih rinci upaya pengurangan bencananya antara lain:

a  Perlu melakukan pengelolaan air secara bijaksana, yaitu dengan rnengganti penggunaan air tanah dengan penggunaan air permukaan dengan cara pembuatan waduk, pembuatan saluran distribusi yang efisien.
b.  Konservasi tanah dan pengurangan tingkat erosi dengan pembuatan check dam,
reboisasi.
c.  Pengalihan bahan bakar kayu bakar menjadi bahan bakar minyak untuk menghindari penebangan hutan/tanaman.
d. Pengenalan pola tanam dan penanaman jenis tanaman yang bervariasi.
e Pendidikan dan pelatihan f. Meningkatkan/memperbaiki daerah yang tandus dengan rnelaksanakan pengelolaan lahan, pengelolaan hutan, waduk peresapan dan irigasi.
g. Pembangunan check dam, waduk, sumur serta penampungan air, penghijauan secara swadaya.
h. Mengurangi pemanfaatan kayu bakar.
i. Pembuatan dan sosialisasi kebijakan konservasi air.
j. Pengelolaan peternakan disesuaikan dengan kondisi ketersediaan air diwilayahnya.
k Mengembangkan industri alternatif non pertanian.       

MITIGASI BENCANA ANGIN SIKLON TROPIS



 LANGKAH Secara lebih rinci upaya pengurangan bencananya antara lain:

a. Mernastikan struktur bangunan yang memenuhi syarat teknis untuk mampu bertahan terhadap gaya angin.
b. Penerapan aturan standar bangunan yang memperhitungkan beban angin khususnya di daerah yang rawan angin topan.
c. Penempatan lokasi pembangunan fasilitas yang penting pada daerah yang terlindung dari serangan angin topan.
d. Penghijauan di bagian atas arah angin untuk meredam gaya angin.
e. Pembangunan bangunan umum yang cukup luas yang dapat digunakan sebagai tempat penampungan sementara bagi orang maupun barang saat terjadi serangan angin topan.
f. Pembangunan rumah yang tahan angin. g. Pengamanan/perkuatan bagian-bagian yang mudah diterbangkan angin yang dapat membahayakan diri atau orang lain disekitarnya.
h. Meningkatkan kesiapsiagaan dalam mengliadapi angin topan, mengetahui bagaimana cara penyelamatan diri.
i. Pengamanan barang-barang disekitar rumah agar terikat/dibangun secara kuat sehingga tidak diterbangkan angin.
j. Mensosialisasikan kepada nelayan agar supaya menambatkan atau mengikat kuat kapal-kapalnya

MITIGASI BENCANA GUNUNG API



 LANGKAHSecara lebih rinci upaya pengurangan bencana Gunung Api antara lain:

a. Perencanaan lokasi pemanfaatan lahan untuk aktivitas penting harus jauh atau diluar
dari kawasan rawan bencana.
b. Hindari tempat-tempat yang memiliki kecenderungan untuk dialiri lava dan atau lahar
c. Perkenalkan struktur bangunan tahan api.
d. Penerapan desain bangunan yang tahan terhadap tambahan beban akibat abu gunung api
e. Membuat barak pengungsian yang permanen. terutama di sekitar gunung api yang sering meletus, misalnya G. Merapi (DIY, Jateng), G. Semeru (Jatim), G. Karangetang (Sulawesi Utara) dsb.
f. Membuat fasititas jalan dan tempat pemukiman ke tempat pengungsian untuk memudahkan evakuas.i
g. Menyediakan alat transportasi bagi penduduk bila ada perintah pengungsian.
h. Meningkatkan kewaspadaan terhadap resiko letusan gunung api di daerahnya.
i. Mengidentifikasi daerah bahaya (dapat dilihat pada Data Dasar Gunung api Indonesia atau Peta Kawasan Rawan Bencana Gunung api).
j. Tingkatkan kemampuan pemadaman api.
k. Membuat tempat penampungan yang kuat dan tahan api untuk kondisi kedaruratan.
l. Mensosialisasikan kepada masyarakat yang bermukim di sekitar gunung api harus mengetahui posisi tempat tinggalnya pada Peta kawasan Rawan Bencana Gunung api (penyuluhan).
m. Mensosialisasikan kepada masyarakat yang bermukim di sekitar gunung api hendaknya faham cara menghindar dan tindakan yang harus dilakukan ketika terjadi letusan gunung api (penyuluhan).
n. Mensosialisasikan kepada masyarakat agar paham arti dari peringatan dini yang diberikan oleh aparat/Pengamat Gunung api (penyuluhan).
o. Mensosialisasikan kepada masyarakat agar bersedia melakukan koordinasi dengan aparat/ Pengamat Gunung api.     

MITIGASI BENCANA GEMPA BUMI



LANGKAH Secara lebih rinci upaya pengurangan bencana Gempa Bumi antara lain :

a.  Memastikan bangunan harus dibangun dengan konstruksi tahan getaran/gempa.
b.  Mernastikan perkuatan bangunan dengan mengikuti standard kualitas bangunan.
c.  Pembangunan fasilitas umum dengan standard kualitas yang tinggi.
d.  Memastikan kekuatan bangunan-bangunan vital yang telah aria.
e.  Rencanakan penempatan pemukiman untuk mengurangi tingkat kepadatan hunian di daerah rawan bencana.
f.  Penerapan zonasi daerah rawan bencana dan pengaturan penggunaanlahan.
g.  Membangun rumah dengan konstruksi yang aman terhadap gempa bumi. h.  Kewaspadaan terhadap resiko gempa bumi.
i. Selalu tahu apa yang harus dilakukan jika terjadi goncangan gempa bumi.
j. Sumber api, barang-barang berbahaya lainnya harus ditempatkan pada tempat yang aman dan stabil.
k Ikut serta dalam pelatihan program upaya penyelamatan dan kewaspadaan masyarakat terhadap gempa bumi.
I. Pembentukan kelompok aksi penyelamatan bencana dengan pelatihan pemadaman kebakaran dan pertolongan pertama.
m. Persiapan alat pemadam kebakaran, peralatan penggatian, dan peralatan perlindungan masyarakat lainnya.
n. Rencana kontingensi/kedaruratan untuk melatih anggota keluarga dalarn