Senin, 03 April 2023

Pengusir lalat berbahan baku jelantah

Jelantah sesungguh adalah limbah minyak goreng. Minyak goreng yg sudah dipakai menggoreng lebih dari tiga kali, seharusnya tidak dipakai lagi. Sudah menjadi jelantah. Sudah menjadi limbah. Jika tetap dipakai untuk menggoreng makanan, maka risiko gangguan kesehatan sudah banyak yang menanti. Jelantah yang merupakan limbah minyak goreng, jika langsung dibuang ke lingkungan akan menyebabkan pencemaran. Jelantah perlu diolah atau dimanfaatkan agar tidak menjadi pencemar. 

Jelantah bisa diolah menjadi bahan bakar minyak biosolar, bisa dibuat sabun, bisa dibuat lilin. Bahkan bisa dibuat untuk pengusir lalat. Pengusir lalat paling sederhana dan estetis pada penyajian makanan adalah dengan penyalaan lilin. Artinya kita bisa membuat lilin yang diberi minyak repelan yang berguna untuk mengusir lalat. Misalnya minyak ignol atau minyak cengkih. 

 Cara pembuatannya sederhana. Tutorial pembuatan lilin dari jelantah, banyak tersaji di web, blog dan youtube. Perbedaannya dengan lilin pengusir lalat adalah pada penggunaan pengharum atau parfum. Pada pembuatan lilin pengusir lalat digunakan pengharum dari minyak ignol atau minyak cengkih. 

Pengalaman penulis membuat lilin pengusir lalat adalah: 300ml jelantah (yang sudah bersih) dipanaskan dengan api kecil, kemudian ditambahkan 100gram asam stearat (stearin) sambil diaduk2. Tambahkan pewarna minyak atau bisa dengan hancuran crayon berwarna. Dinginkan, ketika sudah agak mengental, tambahkan minyak ignol. Kemudian tuang di cetakan yg sudah diberi sumbu benang katun ditengahnya. Penulis menggunakan gelas sebagai cetakan. Benang katun di gantungkan dengan lidi pada tengah gelas. Selanjutnya dibiarkan 24 jam. 

Lilin pengusir lalat sudah siap digunakan. Sangat mudah. Sangat sederhana. Silakan dicoba.