Senin, 09 November 2015

Penurunan kadar flourida (F) dalam air

Peningkatan kadar fluoride dalam air tanah dapat mempengaruhi kesehatan gigi dan tulang manusia jika dikonsumsi dalam jangka waktu lama. Oleh karena itu, perlu dilakukan tindakan untuk mengurangi kadar fluoride dalam air tanah jika ditemukan melebihi batas standar yang ditetapkan oleh badan kesehatan setempat. Kadar fluoride dalam air tanah bisa menjadi tinggi karena beberapa faktor, seperti: Aktivitas geologi: Kandungan fluoride dalam air tanah dapat meningkat jika air mengalir melalui batuan yang mengandung mineral fluorit atau batuan beku vulkanik. Kegiatan industri: Beberapa industri menggunakan zat kimia yang mengandung fluoride, dan jika bahan-bahan ini tidak diolah dengan benar, maka fluoride dapat mencemari air tanah di sekitarnya. Penggunaan pupuk: Pupuk fosfat yang digunakan untuk pertanian mengandung fluoride. Jika terjadi kelebihan pemakaian pupuk di suatu daerah, fluoride dapat masuk ke dalam air tanah melalui sisa pupuk yang meresap ke dalam tanah. Pembuangan limbah: Limbah industri dan domestik yang mengandung fluoride dapat mencemari air tanah jika dibuang secara tidak aman. Proses pengolahan air: Jika air berasal dari sistem pengolahan air yang menggunakan fluoride sebagai bagian dari prosesnya, maka kadar fluoride dalam air tersebut bisa meningkat. Untuk menghilangkan fluoride dari air, terdapat beberapa zat kimia yang dapat digunakan. Beberapa di antaranya adalah: Aluminium sulfat (Alum): Alum sangat efektif dalam menurunkan konsentrasi fluor pada air. Zat ini akan bereaksi dengan fluor dan membentuk endapan yang kemudian bisa disaring untuk mendapatkan air yang aman. Kalsium karbonat: Zat ini bisa digunakan untuk menetralkan fluor dalam air, sehingga kadar fluoride yang tinggi dalam air bisa turun. Kalsium fosfat: Seperti halnya kalsium karbonat, kalsium fosfat juga bisa digunakan untuk menetralkan fluor dalam air. Berikut adalah cara menurunkan fluoride dalam air menggunakan alum: Persiapkan bahan-bahan yang diperlukan, yaitu alum (Aluminium Sulfat), air bersih, dan peralatan seperti ember, sendok, kain saring, dan wadah untuk menyimpan air hasil filtrasi. Masukkan air yang akan diolah ke dalam ember. Campurkan alum ke dalam air secara perlahan sambil terus diaduk hingga merata. Sebagai acuan, rasio dosis alum yang umum digunakan adalah 15-30 mg/L atau 15-30 gram alum per 1000 liter air. Biarkan campuran air dan alum mengendap selama minimal 30 menit hingga endapan alum terbentuk di bagian bawah ember. Setelah endapan terbentuk, gunakan kain saring untuk menyaring air tersebut agar endapan alum tidak ikut terbawa. Simpan air hasil filtrasi di dalam wadah bersih dan tutup rapat untuk mencegah kontaminasi oleh zat-zat lainnya. Tes kualitas air hasil filtrasi menggunakan alat tes fluoride untuk memastikan bahwa kadar fluoride pada air telah turun sesuai dengan standar yang ditetapkan.

Tidak ada komentar: