Genangan air limbah merupakan kondisi dimana air tidak mengalir. Sangat minim terjadinya penambahan oksigen dari proses aerasi mekanik olakan dan percikan air ke udara. Akibatnya bahkan bisa mencapai kondisi anaerob yang memicu terbentuknya gas yang berbau busuk, berbau tidak sedap. Beberapa gas primer yang dilepaskan ke udara dari adanya genangan air limbah rumah tangga dan industri adalah:
No |
Gas Berbahaya |
Sumber |
Dampak Utama |
1 |
Hidrogen Sulfida (H2S) |
Limbah organik, pabrik kertas, petrokimia |
Toksik, bau busuk, iritasi pernapasan |
2 |
Amonia (NH3) |
Limbah rumah tangga, industri peternakan, kimia |
Iritasi mata dan saluran pernapasan, korosif |
3 |
Metana (CH4) |
Degradasi anaerobik sampah dan limbah organik |
Gas rumah kaca, mudah terbakar |
4 |
Karbon Monoksida (CO) |
Pembakaran tidak sempurna limbah industri |
Racun sistem saraf pusat, kurang oksigen darah |
5 |
Nitrogen Oksida (NOx) |
Proses pembakaran bahan bakar di industri |
Iritasi saluran pernapasan, kontributor ozon |
6 |
Sulfur Dioksida (SO2) |
Proses pembakaran bahan bakar fosil dan limbah industri |
Iritasi paru-paru, hujan asam |
7 |
Benzena |
Limbah kimia, industri minyak dan pelarut |
Karsinogen, gangguan sistem saraf |
8 |
Formaldehida |
Limbah rumah tangga kimia dan industri |
Iritasi saluran pernapasan, karsinogen |
9 |
Volatile Organic Compounds (VOCs) |
Limbah bahan kimia, pelarut, cat |
Polusi udara, iritasi, penyakit kronis |
10 |
Klorin (Cl2) |
Limbah industri, proses desinfeksi |
Korosif, berbahaya bagi sistem pernapasan |
Pada kondisi tertentu air limbah dapat melepaskan gas skunder dari proses mikrobiologis atau reaksi kimia, diataranya :
Metana (CH4)
Terbentuk dari dekomposisi anaerobik bahan organik dalam limbah.
Gas ini mudah terbakar dan merupakan gas rumah kaca yang berkontribusi pada pemanasan global.
Hidrogen Sulfida (H2S)
Dihasilkan dari penguraian senyawa sulfur oleh bakteri anaerob.
Berbau busuk khas telur busuk, bersifat toksik dan korosif.
Amonia (NH3)
Terbentuk dari penguraian senyawa nitrogen seperti protein dalam limbah.
Berbau menyengat, dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan.
Karbon Dioksida (CO2)
Produk hasil metabolisme mikroorganisme aerob.
Tidak beracun tapi berkontribusi pada efek rumah kaca.
Volatile Organic Compounds (VOCs)
Berbagai senyawa organik mudah menguap, termasuk benzena, toluena, dan lain-lain.
Dapat menyebabkan polusi udara dan bau tidak sedap.
Gas Lain seperti Nitrogen Oksida (NOx) dan Sulfur Oksida (SOx)
Dapat terbentuk terutama dari limbah industri yang mengandung bahan kimia berbahaya.
Berikut cara sederhana untuk mendeteksi gas-gas berbahaya seperti H2S, NH3, CH4, fenol, dan VOCs di udara:
Deteksi Gas H2S (Hidrogen Sulfida)
Menggunakan sensor gas H2S portable atau fixed yang berbasis elektro-kimia atau semikonduktor.
Strip indikator kimia yang berubah warna saat terpapar H2S.
Bau khas telur busuk juga bisa menjadi indikator awal namun tidak akurat.
Deteksi Gas Amonia (NH3)
Menggunakan sensor elektro-kimia untuk NH3.
Kertas indikator pH yang berubah warna jika terkena NH3 karena sifatnya basa.
Bau tajam juga bisa menjadi indikator awal.
Deteksi Gas Metana (CH4)
Sensor gas metana berbasis katalitik atau inframerah untuk mendeteksi kehadiran dan konsentrasi.
Gas metana tidak berwarna dan tidak berbau sehingga perlu alat khusus.
Deteksi Gas Fenol
Penggunaan strip kimia khusus atau alat analisis laboratorium.
Biasanya deteksi fenol membutuhkan peralatan yang lebih canggih dibanding gas lain.
Deteksi VOCs (Volatile Organic Compounds)
Digunakan sensor semikonduktor khusus VOCs atau alat fotoionisasi (PID).
Penggunaan karbon aktif sebagai penyaring dan indikator bau.
Alat Tambahan dan Metode:
Gas Detector Portable/Fiks: Alat elektronik portabel atau yang dipasang tetap yang memberikan pembacaan real-time dengan alarm.
Strip Indikator Warna: Mudah dan murah namun hanya memberikan indikasi kualitatif.
Indera Penciuman: Hanya untuk indikasi awal, tidak akurat dan berisiko paparan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar