Sampah dibuat kompos sudah sangat populer, sudah biasa. Tetapi sampah sebagai bahan baku pembuatan gas hidrogen atau sampah dibuat menjadi gas hidrogen, ini baru keren. Lagi pula pembuatannya ramah lingkungan. Pembuatannya mirip dengan gas bio dari limbah organik. Pembuatan gas bio memanfaatkan bakteri metan dalam tangki cerna yang kedap udara (anaerob). Pembuatan gas hidrogen memanfaatkan rayap dalam wadah termitarium semi kedap udara. Bisa menggunakan drum atau sejenisnya.
Proses pembuatan hidrogen secara konvensional umumnya mengacu pada metode-metode yang telah lama digunakan dan mendominasi produksi hidrogen skala industri. Berikut adalah penjelasan metode utama:
1.
adalah metode paling umum dan ekonomis untuk produksi hidrogen secara konvensional, terutama dari gas alam (metana).
Proses ini melibatkan reaksi antara metana (CH₄) dan uap air (H₂O) pada suhu tinggi (700–1100°C) dengan bantuan katalis. Reaksi utama:
Gas karbon monoksida (CO) yang dihasilkan kemudian dapat direaksikan lagi dengan uap air untuk menghasilkan tambahan hidrogen dan karbon dioksida (CO₂):
Hidrogen yang dihasilkan kemudian dimurnikan, biasanya dengan proses penyerapan tekanan (Pressure Swing Adsorption, PSA).
: Menghasilkan emisi CO₂ sebagai produk samping sehingga berdampak pada lingkungan.
2.
adalah proses pemisahan air (H₂O) menjadi hidrogen (H₂) dan oksigen (O₂) menggunakan arus listrik.
Proses ini berlangsung dalam sel elektrolisis yang terdiri dari dua elektroda (katoda dan anoda) yang dicelupkan dalam larutan elektrolit (misalnya KOH). Reaksi dasar:
: Secara komersial lebih mahal dibandingkan steam reforming karena memerlukan energi listrik dalam jumlah besar, kecuali jika menggunakan sumber energi terbarukan atau nuklir.
3.
Proses ini memanfaatkan reaksi kimia pada suhu sangat tinggi untuk memecah air menjadi hidrogen dan oksigen tanpa emisi CO₂.
Salah satu contoh adalah siklus sulfur-iodine (S-I) yang terdiri dari tiga tahap reaksi kimia, seluruhnya dijalankan pada suhu tinggi dan reaktan selain air didaur ulang dalam sistem.
Proses ini masih lebih banyak digunakan dalam riset dan pengembangan, terutama untuk integrasi dengan energi panas dari reaktor nuklir.
4.
1.
Di dalam usus rayap, terutama di bagian hindgut (usus belakang), hidup komunitas mikroorganisme yang sangat beragam, termasuk bakteri, archaea, dan protista flagelata.
Mikroorganisme ini, terutama protista flagelata dan beberapa bakteri seperti Clostridium spp. dan Enterobacter cloacae, berperan penting dalam fermentasi bahan organik dan produksi hidrogen.
2.
: Kayu atau serat tumbuhan yang dimakan rayap dipecah secara mekanis dan sebagian secara enzimatis di saluran pencernaan bagian depan.
: Sisa-sisa bahan yang tidak tercerna masuk ke hindgut, tempat mikroorganisme melakukan fermentasi anaerob terhadap polisakarida seperti selulosa dan hemiselulosa.
:
Protista flagelata memecah selulosa menjadi gula sederhana, lalu memfermentasinya menjadi asam asetat, karbon dioksida (CO₂), dan hidrogen (H₂).
Enzim utama yang terlibat dalam produksi hidrogen adalah [FeFe]-hidrogenase, yang banyak ditemukan pada mikroorganisme usus rayap.
Contoh reaksi fermentasi:
(Glukosa diubah menjadi asam asetat, karbon dioksida, dan hidrogen oleh mikroorganisme anaerob.)
3.
Sebagian besar hidrogen yang dihasilkan digunakan kembali oleh mikroba lain di dalam usus rayap, terutama oleh bakteri asetogenik (pembentuk asam asetat) dan, pada beberapa spesies rayap, oleh metanogen (pembentuk metana).
Namun, pada beberapa spesies rayap, hidrogen yang tidak dikonsumsi akan dilepaskan ke lingkungan sebagai gas.
4.
Tahap Proses
Pelaku Utama
Produk Utama
Keterangan
Hidrolisis selulosa
Enzim selulase dari mikroba
Selobiosa, glukosa
Enzim endo-β-1,4-glukanase, eksoglukanase, β-glukosidase memecah selulosa menjadi gula sederhana
Fermentasi anaerob
Protozoa, bakteri hidrogenogen
Asam asetat, H₂, CO₂, CH₄
Mikroba fermentasi menghasilkan energi dan gas hidrogen sebagai produk samping
Penyerapan produk fermentasi
Rayap
Energi (dari asam asetat)
Rayap menyerap asam asetat sebagai sumber energi utama
Gas hidrogen adalah gas ringan, tidak berwarna, tidak berbau, sangat mudah terbakar, dengan titik didih dan titik leleh yang sangat rendah, serta memiliki energi ikatan molekul yang tinggi. Sifat-sifat ini menjadikannya bahan bakar potensial dan bahan kimia penting dalam berbagai aplikasi industri dan energi. Gas hidrogen memiliki massa jenis 14 kali lebih ringan dari udara, sehingga sering digunakan untuk pengisi balon udara agar bisa melayang terbang di udara. Karakteristik gas hidrogen (H₂) secara fisik dan kimia adalah sebagai berikut:
Karakteristik
Keterangan
Wujud
Gas diatomik, tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa
Massa jenis (densitas)
Sekitar 0,089–0,09 kg/m³ pada suhu 15°C dan tekanan 1 atm (sekitar 14 kali lebih ringan dari udara)
Titik didih
Sekitar -252,9°C (pada tekanan 1 atm)
Titik leleh
Sekitar -259°C
Titik pengapian
Sekitar 560°C
Kelarutan
Sedikit larut dalam air, lebih larut dalam pelarut organik
Energi pembakaran
Nilai kalor sekitar 10.790 kJ/m³ (pada 0°C dan 1 atm)
Konsentrasi ledakan
Campuran dengan udara: 4,1% sampai 75%; dengan oksigen: 4,5% sampai 95%
Kecepatan pembakaran
Sekitar 8,99 m/s
Sifat kimia
Sangat mudah terbakar, bereaksi dengan oksigen membentuk air (reaksi eksotermik), bersifat reduktor pada suhu tinggi, memiliki ikatan kovalen yang sangat kuat (energi ikatan ~436 kJ/mol)
Konduktivitas listrik
Dalam bentuk padatan, hidrogen memiliki konduktivitas listrik yang tinggi
Difusivitas dan viskositas
Difusi sangat cepat karena massa molekul yang sangat kecil, viskositas rendah
Keterangan tambahan:
- Hidrogen
adalah unsur paling ringan dan paling melimpah di alam semesta, dengan
nomor atom 1 dan berat molekul sekitar 2,01594 g/mol untuk molekul H₂.
- Karena
ukurannya yang sangat kecil dan ikatan kovalen yang kuat, molekul hidrogen
stabil pada kondisi standar, tetapi mudah bereaksi terutama pada suhu
tinggi atau dengan katalis.
- Hidrogen
memiliki sifat gas inert pada suhu ruang (sukar bereaksi), tetapi dapat
bertindak sebagai gas reduktor dalam reaksi kimia tertentu.
- Gas
hidrogen sangat mudah terbakar dan dapat membentuk campuran yang mudah
meledak dengan udara atau oksigen dalam rentang konsentrasi yang
- Pemanfaatan gas hidrogen sangat beragam, mulai dari industri kimia, transportasi ramah lingkungan, pembangkit listrik, hingga penyimpanan energi, menjadikannya salah satu kandidat utama dalam transisi menuju ekonomi rendah karbon di masa depan
- Rayap yang dipelihara dalam tangki bio generator, akan makan selulosa (sampah, kayu) kemudian dicerna untuk tumbuh kembang rayap. dalam proses pencernaan rayap akan dilepaskan sejumlah gas hidrogen.
- Hidrogen yang keluar dari perut rayap, akan menembus keluar melalui pori-pori tanah (sarang rayap / termitarium) yang ada dalam tangki bio generator. Gas hidrogen akan bergerak naik ke atas. Bagian atas drum yang kedap udara mengakibat gas akan terkumpul dan terkonsentrasi. Melalui lubang konektor gas, gas hidrogen disalurkan ke tempat penapung gas. (misal kantong plastik). Kantong plastik menggelembung, artinya gas hidrogen sudah terkumpul.
- secara berkala lakukan pembasahan dengan semprotan air pada tanah agar kelembaban terjaga. Pada kurun waktu tertentu tambahkan sampah, kayu sebagai makanan rayap.
- Ganti kantong palstik yang sudah menggelembung (terisi gas hidrogen) dengan kantong plastik yang baru. Gas hidrogen yang tertampung dalam kantong bisa dimanfaatkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar