Kamis, 10 April 2025

Pemanenan Air Hujan (Rain Harvesting)

 


Air hujan  merupakan air angkasa yang sangat potensial untuk penyediaan air. Utamanya untuk daerah yang tidak tesedia air tanah atau air permukaan, seperti wilayah perbukitan kering, daerah payau. Pemanenan air hujan  merupakan kegiatan penting dalam rangka mendapatkan air bersih yang layak. Pemanenan air hujan sejatinya merupakan upaya menampung air hujan dalam kontainer untuk persediaan air pada periode tertentu / kemarau.

Upaya pemanenan air hujan meliputi kegiatan :

  • penangkapan air
  • penyaluran 
  • penyaringan
  • penampungan
  • desinfeksi
  • pemanfaatan / pengambilan air.

Penangkapan air lazimnya menggunakan bidang tangkan berupa atap rumah, kemudian dikumpulkan dan disalurkan menggunakan  talang  dan disalurkan kedalam bak penampung melewati saringan.

Kapasitas bak penampung ditentukan berdasarkan:

  • Tinggi curah hujan minimal 1.300 mm per tahun.
  • Luas bidang penangkap air (minimal sama dengan luas satu atap rumah).
  • Kebutuhan pokok pemakaian air (10–15) L/orang/hari.
  • Jumlah hari kemarau.
  • Jumlah penduduk terlayani. 
kontruksi kontainer untuk penampungan bisa dari pasangan batu bata, beton, ferosemen, FRP, papan, dll. untuk keperluan cepat dan praktis bisa menggunakan tangki FRP volume 4M3. Jumlah (debit) air yang bisa ditampung mengacu pada rumus : 

Q = CAI  
  • Q : debit
  • C : koefisien kekasaran bidang tangkapan
  • A : Luas area bidang tangkapan
  • I : Intensitas curah hujan

Komponen media penyaring sebagai berikut:

  • Pasir dengan ketebalan (300-400) mm, 
  • Ukuran diameter efektif (0,30-1,20) mm, 
  • koefisien keseragaman (1,2-1,4) mm,
  • porositas 0,4.
  • Kerikil dengan ketebalan 200-350 mm dan diameter (10-40) mm.

Tidak ada komentar: