Toilet pada pesawat ditempatkan di depan atau di belakang kabin penumpang. Posisi toilet di pesawat tergantung pada desain kabin dan ukuran pesawat itu sendiri. Pada pesawat komersial biasanya terdapat satu atau dua toilet yang ditempatkan di bagian belakang kabin, sedangkan pesawat berukuran besar bisa memiliki toilet yang lebih banyak dan ditempatkan di berbagai tempat di dalam kabin, termasuk di depan dan tengah kabin. Pada beberapa pesawat, toilet juga dapat ditempatkan di antara kabin kelas atas dan kelas ekonomi.
Volume ruang toilet pesawat bervariasi tergantung pada jenis pesawat, namun secara umum, toilet pesawat memiliki ukuran yang lebih kecil dari toilet pada umumnya dengan volume sekitar 1 hingga 1,5 meter kubik (m³) untuk pesawat komersial. Namun, ukuran bisa lebih kecil pada pesawat kecil atau lebih besar pada pesawat yang lebih besar.
Toilet pada pesawat dilengkapi dengan sistem ventilasi guna menghindari bau tak sedap dan menjaga kualitas udara di dalam kabin. Umumnya, sistem ventilasi pada toilet pesawat terdiri dari beberapa komponen seperti exhaust fan, intake fan, dan filter HEPA (High Efficiency Particulate Air). Exhaust fan berfungsi untuk menarik udara kotor dari toilet dan mengeluarkannya ke luar pesawat melalui sistem exhaust. Intake fan berfungsi untuk menyedot udara bersih ke dalam toilet, sehingga tekanan udara di dalam toilet menjadi lebih tinggi dari pada di dalam kabin, mencegah bau tak sedap keluar dari toilet. Filter HEPA pada sistem ventilasi toilet pesawat berfungsi untuk memperbaiki kualitas udara di dalam kabin dengan menangkap partikel seperti debu, bakteri, dan virus. Jadi sistem ventilasi ini juga sangat penting untuk menjaga kesehatan penumpang di dalam pesawat.
Sistem pencahayaan pada toilet pesawat sangat penting untuk memastikan bahwa toilet dapat digunakan dengan nyaman dan aman oleh penumpang. Toilet pada pesawat biasanya dilengkapi dengan pencahayaan LED atau neon yang menghasilkan cahaya yang cukup terang untuk memastikan ketersediaan cahaya yang cukup di dalam toilet. Cahaya juga dapat membantu penumpang untuk melihat dengan jelas ketika menggunakannya pada waktu yang gelap atau kurang cahaya. Selain itu, beberapa toilet pesawat juga dilengkapi dengan sensor gerak atau tombol yang dapat ditekan untuk menghidupkan atau mematikan pencahayaan secara otomatis dan membantu menghemat energi. Sistem pencahayaan toilet pada pesawat juga diatur untuk memastikan bahwa cahaya yang dihasilkan tidak dianggap mengganggu penumpang yang lain atau mengganggu tidur mereka di dalam kabin.
Jumlah toilet pada pesawat bervariasi tergantung pada jenis dan ukuran pesawat itu sendiri. Biasanya, pesawat komersial kecil seperti ATR dan Embraer memiliki satu toilet, sedangkan pesawat berukuran sedang seperti Boeing 737 biasanya dilengkapi dengan dua atau tiga toilet. Pesawat berukuran besar seperti Airbus A380 bahkan dilengkapi dengan lebih dari sepuluh toilet. Jumlah toilet pada pesawat juga bisa bervariasi berdasarkan konfigurasi kelas atau jenis maskapainya.
Toilet pada pesawat bekerja dengan menggunakan sistem vakum. Saat tombol flush ditekan, vakum akan menarik semua limbah dan air ke sebuah tangki penyimpanan yang terletak di dalam pesawat. Limbah tersebut selanjutnya akan dibuang di darat setelah pesawat mendarat. Cairan toilet pesawat biasanya terdiri dari campuran antara air dan bahan kimia seperti formaldehida dan surfaktan. Formaldehida berfungsi sebagai desinfektan dan pengawet, sementara surfaktan berfungsi sebagai pembersih dan pengurang bau. Namun, beberapa maskapai penerbangan mulai beralih ke bahan kimia yang lebih ramah lingkungan untuk digunakan pada toilet pesawat.
Pada umumnya surfaktan yang digunakan dalam cairan toilet pesawat adalah kationik surfaktan dan non-ionik surfaktan. Kationik surfaktan mampu membersihkan kotoran dan bakteri yang terdapat pada permukaan toilet pesawat, sedangkan non-ionik surfaktan berfungsi sebagai pelarut untuk membantu melarutkan kotoran pada permukaan toilet pesawat. Contoh senyawa surfaktan kationik yang sering digunakan dalam cairan toilet pesawat antara lain adalah benetrimonium chloride, cetrimonium bromide, dan dodecylbenzenesulfonic acid. Senyawa-senyawa ini memiliki muatan positif dan cocok digunakan sebagai pembersih dan desinfektan pada permukaan toilet pesawat. Contoh senyawa surfaktan non-ionik yang sering digunakan dalam cairan toilet pesawat antara lain adalah alkyl polyglucoside, ethoxylated alcohols, dan alkylphenol ethoxylates. Senyawa-senyawa ini tidak memiliki muatan listrik dan dapat membantu melarutkan kotoran pada permukaan toilet pesawat.
Bahan kimia yang digunakan dalam cairan toilet pesawat harus diolah dengan baik agar tidak merusak lingkungan dan manusia. Biasanya, bahan kimia tersebut diolah dalam instalasi pengolahan air limbah (IPAL) pada fasilitas darat untuk mencegah limbah kimia masuk ke alam bebas.
Fasilitas yang tersedia di toilet pada pesawat meliputi toilet duduk atau jongkok, wastafel dengan air mengalir, kertas toilet atau tisu, tempat sampah, sabun cair atau hand sanitizer, cermin, dan lampu. Beberapa pesawat juga dilengkapi dengan fasilitas tambahan seperti dryers, parfum ruangan, dan fasilitas pengumpan bayi. Namun, fasilitas masing-masing toilet pesawat bisa sedikit berbeda tergantung pada jenis dan produsen pesawat.
Jumlah air yang digunakan untuk keperluan toilet pada pesawat bervariasi tergantung pada jenis pesawat dan desainnya, serta sistem toilet yang digunakan. Namun, pada umumnya, penggunaan air pada toilet pesawat cukup efisien dan hanya membutuhkan sekitar 500 hingga 1500 mililiter (ml) per flush atau sekali penggunaan. Namun, ada beberapa maskapai yang juga menggunakan sistem toilet yang lebih efisien dalam menghemat penggunaan air.
Jumlah air limbah yang dihasilkan oleh toilet pesawat bervariasi tergantung pada kapasitas tangki dan banyaknya pengguna di pesawat. Namun, pada rata-rata penerbangan, toilet pada pesawat berkapasitas besar dapat menghasilkan sekitar 55 hingga 110 liter (L) air limbah, sedangkan pesawat berkapasitas kecil menghasilkan sekitar 15 hingga 30 L air limbah. Air limbah dari toilet pesawat harus ditangani dengan baik agar tidak mencemari lingkungan, dan diolah secara khusus sebelum dibuang ke lingkungan.
Air limbah dari pesawat harus ditangani dengan baik agar tidak mencemari lingkungan. Biasanya, air limbah dari pesawat diambil dan dimasukkan ke dalam tangki khusus di bandara. Kemudian, air limbah tersebut diolah dengan cara disaring dan ditambahkan bahan kimia khusus untuk menyaring partikel-partikel dari limbah. Setelah itu, air tersebut dipecah dan diubah menjadi senyawa yang lebih aman sebelum dibuang ke lingkungan.
Pemeliharaan toilet pesawat yang baik sangat penting untuk menjaga kesehatan dan kenyamanan penumpang, serta menjaga lingkungan dari pencemaran. Beberapa hal yang dilakukan dalam pemeliharaan toilet pesawat adalah sebagai berikut: a). Menjaga kebersihan secara teratur dengan membersihkan toilet, wastafel, lantai, dan permukaan lainnya. b). Melakukan pembongkaran untuk membersihkan dan memeriksa pipa dalam sistem toilet secara berkala. c). Membersihkan dan memeriksa sistem ventilasi, seperti exhaust fan dan filter HEPA. d). Memperbaiki atau mengganti bagian-bagian toilet yang rusak atau aus, seperti kaca atau keran air. e). Memeriksa dan mengganti cairan pembersih secara rutin.
Pemeliharaan toilet pesawat dilakukan oleh teknisi dan awak kabin setiap kali pesawat melakukan pendaratan dan sebelum lepas landas. Pada saat pendaratan, awak kabin akan membersihkan, mengecek, dan mempersiapkan kembali toilet dan fasilitas sanitasi lainnya untuk digunakan oleh penumpang pada penerbangan berikutnya. Sedangkan pada saat sebelum lepas landas, diperlukan pemeriksaan terakhir toilet dan fasilitas sanitasi lainnya.
Lavatory services adalah sebuah layanan atau jasa yang disediakan di bandara untuk mengumpulkan, membersihkan, dan menyimpan limbah dari toilet pesawat. Lavatory services biasanya juga bertanggung jawab untuk membuah sebanyk 20 hingga 30 jenis cairan kimia dan sampah yang terkandung dalam tangki air limbah toilet pesawat. Lavatory services akan membersihkan dan memproses air limbah tersebut dengan menggunakan berbagai prosedur dan bahan kimia untuk memastikan bahwa limbah tersebut aman dan tidak mencemari lingkungan sebelum dibuang. Lavatory services biasanya beroperasi setiap hari di bandara selama 24 jam non-stop. Waktu kerja dari lavatory services dan durasi pengolahan air limbah toilet pesawat akan bervariasi tergantung pada jumlah pesawat yang menggunakan jasa tersebut dan volume air limbah dari toilet pesawat itu sendiri. Lavatory services juga harus mematuhi aturan dan standar keamanan dan lingkungan yang berlaku agar limbah toilet pesawat bisa diolah dan dibuang dengan aman.
Peralatan standar yang digunakan oleh Lavatory Services untuk mengumpulkan, membersihkan dan mengolah limbah toilet dari pesawat antara lain: a). Kendaraan vacuum truck, yang digunakan untuk mengambil dan membawa limbah dari toilet pesawat ke lokasi pengolahan limbah; b). Tangki penyimpanan limbah, yang digunakan untuk menyimpan limbah dari toilet peawat sebelum diolah; c). Sistem pengolahan air limbah, yang mencakup berbagai teknologi seperti sistem penyaringan, dekomposisi kimia, dan UV sterilisasi, untuk mengubah limbah toilet pesawat menjadi senyawa yang lebih aman sebelum dibuang; d). Peralatan dan bahan kimia pembersih, seperti pembersih toilet, pengering tangan, dan pembersih kaca.
Jumlah petugas yang diperlukan bervariasi tergantung pada ukuran bandara dan jumlah pesawat yang memerlukan jasa tersebut. Biasanya di dalam satu tim pekerja lavatory service terdiri dari beberapa petugas. Jumlah tim dan lamanya waktu yang dibutuhkan untuk menangani satu pesawat juga tergantung pada ukuran dan kapasitas pesawat itu sendiri. Pada umumnya, satu pesawat dapat ditangani dalam waktu sekitar 30-45 menit oleh tim lavatory service.
Untuk penanganan air limbah dari toilet pesawat, setelah dikeluarkan dari pesawat, limbah tersebut harus ditangani dengan baik untuk mencegah kontaminasi dan pencemaran lingkungan. Biasanya, air limbah dari toilet pesawat diambil dan dimasukkan ke dalam tangki khusus dan diolah menggunakan sistem pengolahan air limbah pada fasilitas darat. Proses pengolahan ini mencakup proses penyaringan, penguraian, dan desinfeksi limbah sebelum dibuang ke lingkungan. Maskapai penerbangan juga perlu memastikan bahwa pihak ketiga yang bertanggung jawab untuk menangani limbah tersebut memiliki sertifikat dan lisensi resmi untuk memeriksa, mengumpulkan, dan membuang limbah dengan benar.
Pengolahan air limbah dari toilet pesawat dilakukan setelah pesawat mendarat di bandara. Setiap pesawat memiliki sistem tangki penyimpanan dan pengumpulan limbah yang digunakan selama terbang, dan bahan kimia tambahan yang diperlukan juga masuk ke tangki ini. Saat pendaratan, tangki tersebut diganti atau kosongkan oleh petugas di bandara. Setelah itu, limbah diolah dan diubah menjadi senyawa yang aman sesuai dengan standar keamanan dan lingkungan yang berlaku sebelum limbah tersebut dibuang ke dalam saluran air limbah.
Beberapa bandara juga telah mengembangkan sistem pengolahan limbah dalam yang dilengkapi dengan teknologi yang lebih canggih dan ramah lingkungan. Limbah tersebut diolah dengan menggunakan sistem biologi atau membiarkan tanaman mengolah limbah yang dikembangkan secara khusus untuk mempercepat dan membantu proses penguraian bahan kimia yang lebih kompleks.
Proses pengolahan dilakukan dengan cara penambahan bahan kimia lainnya untuk memecah senyawa kimia yang ada dalam cairan toilet pesawat, seperti misalnya ozon, UV, atau proses kimia yang diaktifkan oleh cahaya. Setelah itu, limbah kimia dipecah menjadi senyawa yang lebih aman sebelum dibuang atau didaur ulang.
Sumber informasi:
Situs maskapai penerbangan United Airlines; Emirates; KLM; Singapore Airlines dan Airbus; perusahaan pesawat Boeing;Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat (EPA); Wiener Aircraft; Qatar Airways; Lavatory Services Provider; Buku "Commercial Aviation Safety" karya Clarence C. Rodrigues; jurnal "Environmental Science and Technology"; jurnal "Water Science and Technology";
Tidak ada komentar:
Posting Komentar