Barangkali ini sebuah gagasan menarik. Pemanfaatan limbah stryrofoam dicampur dengan aspal cair utuk pelapisan atap seng/galvalum yang dimaksudkan untuk mengurangi panas matahari saat siang dan suara bising saat hujan. Sangat dimaklumi secara alamiah atap seng/galvalum jika terpapar sinar matahari dapat mengakumulasi kalor dan melepaskan kembali kebawah area perteduhan atap tersebut. Akibatnya sensasi lebih panas akan sangat terasa pada perteduhan dengan atap seng/galvalum. Demikian juga dengan suara yang ditimbulkan akibat timpaan rintik air hujan pada atap seng/galvalum dapat menyebabkan kebisingan. Kebisingan ini sangat mengganggu komunikasi orang yang berteduh dibawahnya. kebisingan semakin tinggi seiring dengan derasnya air hujan.
Untuk mengurangi panas dan bising dari atap seng/galvalum, banyak produk komersial berupa cat/pelapis atap yang bisa diaplikasikan. Menarik (ide Sugeng Abdullah) untuk dicoba pelapisan seng/galvalum dengan aspal cair yang dicampur hancuran styrofoam untuk mengurangi panas (insulator thermal) dan mengurangi kebisingan (insulator akustik).
Ada beberapa hal penting terkait dengan karakteristik stryrofoam dan aspal cair, sbb. :
Kombinasi Sifat Material:
Aspal Cair: Memiliki sifat viskoelastik (fleksibel, tahan air, dan kedap suara) yang ideal untuk pelapis atap. Aspal juga dapat meredam getaran mekanis dari hujan.
Styrofoam: Bahan ringan dan porus dengan kemampuan menyerap suara (sound absorption) karena strukturnya yang berongga. Penelitian menunjukkan styrofoam mampu meredam frekuensi suara tertentu, terutama pada frekuensi rendah (125–500 Hz)5.
Mekanisme Reduksi Kebisingan:
Penyerapan Suara: Styrofoam bertindak sebagai insulator akustik dengan menyerap energi suara hujan yang mengenai atap galvalum.
Peredaman Getaran: Aspal cair membentuk lapisan fleksibel yang mengurangi transmisi getaran (impact noise) dari hujan ke struktur atap.
Hasil Penelitian Terkait:
Studi pada material insulasi atap zincalume (serupa galvalum) menunjukkan bahwa styrofoam dapat mereduksi airborne noise hingga 25–28 dB tergunakan ketebalan dan kombinasi material3.
Penggunaan aspal cair sebagai pelapis atap telah terbukti efektif mencegah kebocoran dan menambah massa permukaan, yang secara tidak langsung mengurangi transmisi suara
- Keunggulan Campuran Aspal-Styrofoam
Kedap Air + Peredam Suara:
Aspal cair melindungi atap dari kebocoran, sementara styrofoam mengurangi kebisingan hujan.Biaya Efisien:
Styrofoam adalah limbah yang melimpah dan murah, sehingga cocok untuk daur ulang.Mudah Diaplikasikan:
Campuran aspal cair dan styrofoam yang dihancurkan dapat disemprotkan atau dioleskan langsung ke permukaan atap.
Keterbatasan dan Tantangan
Daya Reduksi Suara Terbatas:
Styrofoam kurang efektif untuk frekuensi tinggi (≥2 kHz) dibandingkan material khusus seperti rockwool atau fiber akustik34.Durabilitas:
Styrofoam rentan terhadap paparan UV dan cuaca ekstrem. Aspal cair perlu ditambahkan zat aditif untuk meningkatkan ketahanan.Ketebalan Optimal:
Diperlukan ketebalan lapisan tertentu (minimal 3–5 cm) untuk mencapai reduksi kebisingan signifikan5.
Rekomendasi Pengoptimalan
Kombinasi dengan Material Lain:
Tambahkan serat akustik (e.g., Acourete Fiber) atau lapisan viskoelastik (e.g., Noise Armour) di bawah pelapis aspal-styrofoam untuk meningkatkan performa.Modifikasi Styrofoam:
Lakukan perlakuan kimia (e.g., sulfonasi) atau fisik (e.g., penghancuran) pada styrofoam untuk meningkatkan adhesi dengan aspal dan luas permukaan serap suara.Aplikasi Berlapis:
Gunakan dua lapisan aspal-styrofoam dengan ketebalan berbeda untuk menargetkan frekuensi suara yang beragam