Pengelolaan Sampel Air
1. Minimal sekali seminggu dilakukan pemeriksaan pada penampung air, untuk memeriksa apakah ada kerusakan fisik, bau busuk dari zat organik, serta adanya serbuk-serbuk yang mengandung bakteri Legionella.
2. Pengendalian bakteri Legionella dapat dilakukan dengan pemberian desinfektan setiap 6 (enam) bulan sekali dan dilakukan 3 (tiga) bulan setelah pemeriksaan sampel air.
3. Pemeriksaan sampel air dilakukan setiap 6 (enam) bulan sekali untuk mendeteksi bakteri Legionella
1) Pengambilan.
a. Perpipaan diambil di titik akhir distribusi :
(1) Ambil 10 ml air dari kran dengan tabung steril.
(2) Buka kepala kran/shower dan lakukan swab dengan cara memutar pada permukaan bagian dalam ujung pipa.
(3) Masukkan swab ke dalam tabung steril di atas.
(4) Buka kran/shower dan tampung air dalam botol atau jerigen steril sebanyak 1000 ml.
(5) Masukkan air dan swab yang ada pada tabung steril ke dalam botol atau jerigen di atas.
(6) Tambahkan natrium thiosulfat 10 % sebanyak x 1 ml untuk menetralisir khlor dari 1000 ml sampel air.
(7) Sterilkan tutup botol dengan alkohol 70%.
(8) Tutup mulut botol hingga rapat untuk mencegah adanya kontaminasi.
(9) Pasang label nama/kode, nomor, lokasi sumber air, tanggal dan jam pengambilan.
b. Penampungan air.
(1) Ambil air sebanyak 1000 ml dengan cara membenamkan botol/jerigen steril kedalam penampungan air. (mulut botol atau jerigen menghadap kepermukaan air).
(2) Tambahkan natrium thiosulfat sebanyak 100 mg untuk menetralisir khlor dari 1000 ml sampel air.
(3) Sterilkan tutup botol dengan alkohol 70 %.
(4) Tutup mulut botol hingga rapat untuk mencegah adanya kontaminasi.
(5) Pasang label nama/kode, nomor, lokasi sumber air, tanggal dan jam pengambilan.
2) Penyimpanan
Masukkan sampel air ke dalam kotak pendingin (ice box) yang berisi kantong pendingin (ice pack) tutup rapat kotak pendingin.
3) Pengiriman
a. Kirim segera sampel air ke laboratorium
b. Bila pengiriman membutuhkan waktu lebih dari 48 jam, sampel harus dibekukan (disimpan pada suhu – 20 0 C atau dalam tangki nitrogen cair).
Deskripsi tentang Legionella
Legionellosis adalah suatu penyakit infeksi bakteri akut yang bersifat new emerging diseases. Secara keseluruhan baru dikenal 20 spesies dan penyebab Legionellosis adalah Legionella pneumophila.
Pertama kali penyakit Legionella terjadi di Philadelpia Amerika Serikat pada tahun 1976, dengan jumlah kasus 182 dan kematian 29 orang (CFR 15,9 %) serta merupakan wabah pertama yang melanda dunia.
Di Indonesia kasus ini terjadi pada sejumlah tempat antara lain di Bali (1996), di Karawaci Tangerang (1999) dan di sejumlah kota lainnya. Dari hasil survei tahun 2001 pada air menara sistem pendingin di hotel-hotel yang ada di Jakarta dan Denpasar ditemukan hampir 20 % dari petugas pengelola air menara sistem pendingin tersebut, hal ini terlihat dari hasil pemeriksaan laboratorium terhadap darah para petugas pernah terpajan dengan bakteri Legionella.
Bakteri Legionella biasa hidup di air laut, air tawar, sungai, lumpur, danau, mata air panas, genangan air bersih, air menara sistem pendingin di gedung bertingkat, hotel, Spa, pemandian air panas, air tampungan system air panas di rumah-rumah, air mancur buatan yang tidak terawat baik, adanya endapan, lendir, ganggang, jamur, karat, kerak, debu, kotoran atau benda asing lainnya. Bakteri ini juga terdapat pada peralatan rawat di rumah sakit seperti alat bantu pernafasan.
Bakteri Legionella pneumophila termasuk bakteri Gram negatif, berbentuk batang, tidak meragi D glukosa, tidak mereduksi nitrat menjadi nitrit.
Koloni bakteri ini hidup subur menempel pada pipa-pipa karet dan plastik yang berlumut dan tahan terhadap kaporisasi dengan konsentrasi klorin 2-6 mg/l. Bakteri Legionella dapat hidup pada suhu antara 5,7 0 C. sampai 63 0 C dan hidup subur pada suhu 30 0 C-45 0 C.
Penularan bakteri Legionella pada manusia yaitu antara lain melalui aerosol di udara atau karena minum air yang mengandung bakteri Legionella. Penularan dapat pula melalui aspirasi air yang terkontaminasi, inokulasi langsung melalui peralatan terapi pernafasan dan pengompresan luka dengan air yang terkontaminasi. Masa inkubasi penyakit 1 – 10 hari.
Tempat keberadaan bakteri Legionella, sangat erat dengan kehidupan manusia, sehingga kemungkinan dapat terjadi kejadian luar biasa di masyarakat. Keberadaan bakteri Legionella di sarana rumah sakit yang tidak dikelola dengan baik juga dapat menimbulkan infeksi nosokomial. Dengan berkembangnya kasus penyakit Legionellosis di objek-objek wisata akan berdampak negatif terhadap perkembangan pariwisata tersebut.
Untuk mencegah berkembangnya bakteri Legionella, maka minimal seminggu sekali dilakukan pemeriksaan penampungan air terhadap kerusakan fisik, bau dan zat organik, dan adanya serbuk-serbuk yang mengandung bakteri Legionella.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar