Senin, 30 Juni 2025

Beberapa Istilah dalam Klorinasi

 Perlu dicermati secara saksama beberapa istilah dalam klorinasi, agar kegiatan desinfeksi dengan klor dapat berhasil.

Istilah

Pengertian

Contoh Zat/Senyawa

DSC (Chlor Demand)

jumlah klorin yang mengoksidasi semua zat organik, ammonia dan logam dalam air. 

Selisih klorin ditambahkan minus sisa klor bebas setelah kontak 30 menit; indikator zat pengikat klorin. ​

Humus, protein, Fe²⁺, Mn²⁺, NH₃. ​

Klor Terikat

Klorin bereaksi membentuk senyawa stabil tidak antimikroba setelah oksidasi. ​

Chloramin (NH₂Cl), dichloramin (NHCl₂), trihalometana (CHCl₃). ​

Klor Bebas (free chlorine)/Sisa Klor


Klorin sisa dari proses oksidasi zat organik, ammonia dan logam dalam air

Klorin aktif tersisa (HOCl/Cl₂) untuk membunuh patogen; target 0,2-0,5 mg/L. ​

Asam hipoklorit (HOCl), klorin molekuler (Cl₂). ​

Dosis Klorinasi

Jumlah klorin awal = DSC + sisa klor target + faktor keamanan; disesuaikan kualitas air. ​

Ca(OCl)₂ (kaporit), NaOCl (bleaching powder), Cl₂ gas. ​

          Klorin dalam air membentuk berbagai senyawa melalui hidrolisis, oksidasi, dan reaksi dengan zat organik/inorganik, memengaruhi efektivitas desinfeksi seperti DSC dan sisa klor. Daftar ini mencakup bentuk aktif (klor bebas), terikat, dan produk sampingan umum di air tanah.​

Bentuk Senyawa

Rumus Kimia

Kategori/Peran

Kondisi Pembentukan/Karakteristik

Klorin Molekuler

Cl₂

Klor bebas awal

Gas terlarut; hidrolisis cepat di air. ​

Asam Hipoklorit

HOCl (HClO)

Klor bebas aktif (desinfektan utama)

Dominan pH 6-7,5; 70-80% dari klor bebas. ​

Hipoklorit Ion

OCl⁻ (ClO⁻)

Klor bebas (kurang efektif)

Dominan pH >7,5; dari NaOCl/Ca(OCl)₂. ​

Monokloramin

NH₂Cl

Klor terikat (stabil, antimikroba lemah)

NH₃ + HOCl; rasio Cl:NH₃ 0,4:1. ​

Dikloramin

NHCl₂

Klor terikat (bau kuat)

NH₂Cl + HOCl; rasio Cl:NH₃ 0,7:1. ​

Trikloraimin

NCl₃

Klor terikat (mudah terurai)

Excess Cl pada NH₃; rasio >0,8:1. ​

Klorida Ion

Cl⁻

Tidak aktif (sisa inert)

Setelah reaksi lengkap; dari NaCl. ​

Trihalometana (THM)

CHCl₃, CHBrCl₂

Produk sampingan (karsinogenik)

NOM + HOCl; kontributor DSC tinggi. ​

Haloasetat (HAA)

CH₂ClCOOH

Produk sampingan

Asam asetat + HOCl. ​

Klorit Ion

ClO₂⁻

Produk reduksi ( toksik jika tinggi)

Dari ClO₂ desinfektan. ​

Klorat Ion

ClO₃⁻

Produk oksidasi

Dari elektrolisis atau ozonasi. ​

 


Rabu, 25 Juni 2025

Pemanenan air hujan (rain water harvesting)

 Pemanenan air hujan untuk keperluan rumah tangga adalah proses pengumpulan, penyaringan, penampungan, dan pemanfaatan air hujan yang jatuh di atap atau permukaan lain untuk digunakan dalam berbagai kebutuhan rumah tangga. Sistem ini biasanya melibatkan komponen seperti talang air, saringan, penampungan (tandon), dan sistem filtrasi untuk memastikan air yang dikumpulkan layak digunakan.

Keuntungan Pemanenan Air Hujan untuk Rumah Tangga

  • Meningkatkan ketersediaan air tanpa mengurangi cadangan air tanah, sehingga membantu menjaga keberlanjutan sumber air bersih12.

  • Meminimalisir dampak kekeringan dengan menyediakan cadangan air saat musim kemarau, terutama di daerah yang sering mengalami kekurangan air2.

  • Mengurangi limpasan air hujan yang dapat menyebabkan erosi dan banjir, sehingga membantu menjaga kualitas lingkungan dan ekosistem sekitar134.

  • Menghemat pengeluaran biaya air karena penggunaan air hujan dapat mengurangi konsumsi air PDAM atau sumur sehingga menekan tagihan air rumah tangga25.

  • Mendukung konservasi air dan lingkungan dengan mengurangi tekanan pada sumber air tanah dan permukaan serta mengurangi polusi air limpasan13.

Kerugian atau Tantangan Pemanenan Air Hujan

  • Ketidakpastian kuantitas air karena tergantung pada intensitas dan frekuensi hujan, sehingga pasokan air tidak selalu konsisten sepanjang tahun6.

  • Kualitas air yang variatif karena air hujan dapat mengandung polutan dari udara dan permukaan atap, sehingga memerlukan sistem filtrasi dan pemurnian yang baik agar aman digunakan, terutama untuk konsumsi175.

  • Biaya awal instalasi sistem pemanenan air hujan seperti talang, tandon, dan filter yang mungkin cukup mahal bagi sebagian rumah tangga5.

  • Perawatan dan pengelolaan yang harus rutin dilakukan agar sistem tetap berfungsi optimal dan air yang disimpan tidak menjadi tempat berkembang biak nyamuk atau kontaminasi mikroba17.

  • Keterbatasan penggunaan air hujan yang belum difiltrasi biasanya hanya untuk keperluan non-konsumsi seperti menyiram tanaman, mencuci, atau flushing toilet2.