PENGAMBILAN SAMPEL AIR SECARA MIKROBIOLOGIS
A. DASAR TEORI
Penggunaan air khususnya air minum dan air bersih dalam kehidupan sehari-hari harus memenuhi syarat-syarat kesehatan, termasuk syarat mikrobiologis. Hal itu dikarenakan bahwa air minum dapat menjadi media pembawa penyakit terutama penyakit perut (gastroenteritris). Air merupakan benda yang mudah tercemar, tidak terkecuali oleh tinja. Untuk mengetahui bahwa sumber air telah tercemar oleh tinja dapat dilakukan dengan cara menguji adanya bakteri Coliform dalam sumber air tersebut. Hal ini karena Coliform merupakan bakteri yang hidup dalam usus manusia dan hewan berdarah panas lainnya yang keluar bersama tinja. Air yang terkontaminasi oleh Coliform menunjukkan bahwa air tersebut telah tercemar oleh tinja dan identik dengan terkontaminasi oleh pathogen yang berada dalam usus menusia dan hewan berdarah panas lainnya.
Untuk menguji kualitas air secara mikrobiologis, tidak perlu menguji semua jasad renik yang ada dalam air tersebut. Pengujian yang dilakukan cukup hanya dengan menguji adanya Coliform saja. Air yang terkontaminasi oleh Coliform menunjukkan bahwa kualitas mikrobiologis air tersebut buruk. Mekanisme pemeriksaan kualitas air bersih atau air minum secara mikrobiologis ada 3 langkah penting yaitu pengambilan sampel yang representative, transport serta pengawetan sampel dan analisis di laboratorium. Maksud dari pengambilan sampel adalah mengumpulkan volume dari suatu sumber air yang akan diteliti dengan jumlah sekecil mungkin, tetapi mewakili (representative) yaitu masih mempunyai sifat-sifat yang sama dengan sumber air bersih tersebut.
Berberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengambilan sampel air secara mikrobiologis adalah sebagai berikut:
1. Wadah/ Botol Sampel
Pengambilan sampel secara mikrobiologis diperlukan volume sampel air minimal 100 ml. oleh karena itu botol sampel harus berukuran besar dan bermulut lebar, minimal bervolume 200 ml. hal ini dimaksudkan apabila botol diisi dengan 100 ml sampel air, maka masih terdapat rogga atau ruang udara untuk mengocok air sampel air sampel air sebelum dianalisis sehingga penyebara jasad renik dapat merata. Botol sampel harus dalam keadaan steril. Sebelum disteril botol sampel harus ditutup kapas dahulu dan dibungkus dengan dengan kertas paying. Botol kemudian disterul dengan menggunakan autoklaf pada suhu 121°C, tekanan 1 Atm selama 15 menit. Botol sampel harus disesuaikan dengan sumber air bersih yang akan diambil.
· Sumur gali, reservoie dan sejenisnya perlu menggunakan botol sampel yang bertali dan pemberat.
· Sumur pompa, kran/perpipaan : langsung menggunakan wadah/botol sampel tanpa tali dan pemberat
· Sungai, danau/waduk langsug menggunakan wadah/botol sampel tanpa tali dan pemberat atau bila perlu dapat juga menggunakan botol sampel bertali dan pemberat.
2. Pengawetan Sampel
Sampel air yang telah diambil harus segera dibawa dalam keadaan dingin (diletakan dalam termos es dan diisi dengan pecahan es batu) ke laboratorium untuk segera dianalisis. Apabila sampel air tidak segera dianalisis, maka sampel boleh disimpan dalam tempat dingin seperti kulkas/refrigerator tetapi sebaiknya tidak lebih dari 24 jam.
3. Teknik Pengambilan sampel
|
a. Alat
|
::
|
1) Botol sampel steril volume ± 250 ml
2) Botol sampel steril dengan pemberat volume ± 250 ml
3) Bunsen
4) Tas pembawa sampel
|
|
b. Bahan
|
:
|
5) Kapas
6) Alkohol 70%
7) Korek
8) Lebel
9) Kertas pembungkus/ kertas payung
|
|
c. Cara kerja :
|
:
|
|
|
|
|
|
|
|
1) Sumur gali, reservoir dan sejenisnya
a) Aseptiskan tangan dan tempat kerja dengan alcohol 70%
b) Membuka bungkus kertas dan botol dipegang bagian bawah yang masih ada kertas bungkusnya sehingga tangan tidak bersentuhan dengan botol.
c) Tali dibuka dan botol diturunkan pelan-pelan sampai mulut botol masuk minimum 10 cm ke dalam air (bila tinggi air memungkinkan)
d) Setelah terisi penuh, botol diangkat dan isi dibuang 1/3 volume botol sehingga volumenya 2/3 volume botol
e) Panaskan mulut botol dengan nyala api dan ditutup
f) Botol yang telah berisi contoh air dibungkus kembali dengan kertas pembungkusnya.
g) Tulis label
Hal yang harus diperhatikan
· botol dihindarkan bersentuhan dengan dinding
· untuk pemeriksaan sisa chlor dan pH, contoh diambil dengan botol bersih lain yang tidak diberi Natrium Thiosulfat
2) Kran/perpipaan
a) Aseptiskan tangan dan tempat kerja dengan alcohol 70%
b) Kran dibuka penuh dan dibiarkan mengalir selama 2 – 3 menit atau dalam waktu yang dianggap cukup untuk membersihkan pipa persil, kemudian ditutup
c) Kran dipanaskan/ diaseptiskan dengan nyala api/ alcohol
d) Kran dibuka 1-3 menit kemudian penutup penutup botol dilepas dengan tangan kiri dan botol dipegang dengan tangan kanan.
e) Botol diisi sampai 2/3 volume botol (lebih besar dari 100 ml)
f) Panaskan mulut botol dengan nyala api, dan ditutup
g) Botol yang telah berisi contoh air dibungkus dengan kertas pembungkusnya.
h) Tulis label.
Hal-hal yang harus diperhatikan:
· Air harus jelas dari pipa persil yang dihubungkan langsung dengan pipa induk.
· Contoh sebaiknya diambil dari kran yang sering dipakai
· Hindarkan pengambilan contoh air dari alat-alat tambahan yang dipasang pada kran atau dari kran yang bocor
· Apabila kran kotor, harus dibersihkan lebih dahulu sebelum dilakukan pengambilan contoh.
3) Sungai
Sampel air yang akan diambil dipilih pada bagian sungai yang mengalir. Bagian sungai yang diam sebaiknya dihindari. Usahakan jangan terlalu di tepi, jangan terlalu pada permukaan air, jangan pada dasar sungai. Mulut botol sampel steril diletakkan horizontal searah dengan arah aliran air. Setelah penuh, botol diangkat, sebagian airnya dibuang. Mulut botol dipanaskan dengan api Bunsen dan segera ditutup.
4. Label sampel
Untuk menghindari kesalahan dalam analisis, sampel perlu diberi label, seperti:
1) Nama dan alamat pengirim sampel
2) Waktu dan tanggal pengambilan sampel
3) Jenis sumber air dan tempat pengambilan sampel
4) Jenis pengolahan air yang dilakukan (kalau ada)
5) Tanda tangan pengambil sampel.
Hal-hal penting yang perlu diperhatikan dalam pengambilan sampel Botol harus tetap tertutup sampai saat diisi dan bagian botol yang berhubungan dengan air dihindari dari kontaminasi.
· Botol diisi ± 100 ml sampel air sehingga di dalam botol masih tersedia ruang udara untuk mengocok sampel air sebelum dianalisis agar penyebaran jasad renik merata.
· Hati-hati memegang tutup botol agar tidak terjadi kontaminasi dengan tangan, udara atau benda lainnya.
· Botol dipegang pada bagian bawah
· Pengambilan sampel dilakukan secara aseptis.