Flavonoid adalah senyawa kimia yang terdapat pada tumbuhan. Senyawa ini adalah pigmen alami yang dapat memberikan warna pada bunga, buah, sayuran dan tanaman lainnya. Rumus umum untuk flavonoid adalah C15H10O6. Ini mencerminkan struktur dasar dari flavonoid yang terdiri dari cincin benzena (C6H5) yang terhubung dengan cincin piran (C5H4O) dengan gugus hidroksil (OH) yang terikat di berbagai posisi. Rumus ini mewakili keragaman flavonoid yang dapat ditemukan dalam berbagai tumbuhan. Flavonoid adalah kelompok senyawa fitokimia yang memiliki banyak varian struktural dan berperan penting sebagai pigmen warna dalam tumbuhan serta memiliki aktivitas biologis yang beragam. Flavonoid juga dikenal karena memiliki sifat antioksidan yang tinggi, yang bermanfaat untuk membantu melindungi tubuh dari radikal bebas dan kerusakan sel. Senyawa Flavonoid terdiri dari berbagai jenis dan banyak terdapat dalam makanan alami seperti teh, biji-bijian, buah, sayuran, dan rempah-rempah. Beberapa manfaat dari flavonoid adalah sebagai anti-inflamasi, menurunkan risiko penyakit jantung dan beberapa jenis kanker, meningkatkan fungsi otak, serta meningkatkan imunitas tubuh. Konsumsi makanan yang kaya akan flavonoid dapat membantu menyeimbangkan diet dan memperbaiki kesehatan.
Saponin adalah senyawa kimia alami yang dapat ditemukan pada tumbuhan berpembuluh. Rumus umum untuk saponin adalah CnH2nOx, di mana n dan x adalah bilangan bulat yang berbeda tergantung pada struktur kimia spesifik dari saponin yang diteliti. Senyawa ini dikenal memiliki sifat pembersih dan berbusa ketika tercampur dengan air dan digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan sabun dan produk pembersih lainnya. Saponin juga memiliki berbagai manfaat kesehatan yang dapat menguntungkan tubuh, seperti meningkatkan sistem kekebalan tubuh, menurunkan kolesterol, menurunkan risiko kanker dan diabetes, dan mengurangi peradangan. Senyawa ini juga dapat digunakan sebagai obat tradisional untuk mengobati berbagai penyakit. Saponin terdapat pada berbagai jenis tanaman, termasuk kacang-kacangan seperti kacang tanah, kedelai, dan kacang hijau, serta beberapa jenis biji-bijian seperti quinoa dan biji-bijian gandum. Selain itu, senyawa ini juga dapat ditemukan pada umbi-umbian seperti yam, singkong, dan ubi jalar.
Polifenol adalah senyawa kimia alami yang ditemukan dalam buah-buahan, sayuran, teh, anggur merah, coklat, dan biji kakao. Rumus umum polifenol tidak ada yang spesifik, karena polifenol merupakan sekelompok senyawa yang berbeda dengan struktur kimia yang bervariasi. Namun, polifenol umumnya mengandung gugus fenol (C6H5OH) sebagai salah satu komponen utamanya. rumus umum untuk beberapa kelompok polifenol yang umum termasuk flavonoid (C15H10O6), asam fenolat (C7H6O3), stilben (C14H12O3), dan lignan (C20H22O). Senyawa ini terdiri dari beberapa jenis dengan karakteristik struktur kimia yang berbeda satu sama lain. Polifenol dikenal memiliki sifat antioksidan dan merupakan senyawa yang kuat untuk melindungi tubuh terhadap kerusakan radikal bebas. Polifenol memiliki manfaat kesehatan yang signifikan, seperti meningkatkan kesehatan jantung, menurunkan risiko diabetes, menurunkan tekanan darah, mendukung kesehatan otak dan sistem saraf, serta meningkatkan fungsi kekebalan tubuh. Beberapa contoh makanan yang mengandung polifenol adalah teh hijau, teh hitam, biji kakao, coklat hitam, stroberi, blueberry, raspberry, anggur, kacang merah, kacang walnut, dan biji-bijian seperti kacang almond dan kenari. Polifenol sangat penting untuk kesehatan tubuh kita, dan konsumsi makanan yang kaya akan senyawa ini dapat membantu memaksimalkan manfaat kesehatannya.
Triterpen adalah jenis senyawa kimia alami yang umumnya terdapat pada tumbuhan. Rumus umum triterpen adalah (C30H48)n. Triterpen adalah kelas senyawa yang terdiri dari unit isoprena (C5H8) yang terhubung secara linear menjadi struktur yang lebih besar. Satu molekul triterpen biasanya terdiri dari enam unit isoprena. Senyawa ini adalah anggota dari kelompok terpenoid, yang terdiri dari struktur kimia yang sama. Struktur kimia triterpen terdiri dari cincin karbon dan beberapa gugus fungsional. Beberapa contoh triterpen yang terkenal adalah asam ursolat, asam oleanolat, asam betulat, dan lupeol. Triterpen mengandung beberapa manfaat untuk kesehatan tubuh manusia, seperti meningkatkan sistem kekebalan tubuh, mengurangi risiko penyakit jantung, anti-inflamasi dan antioksidan, meningkatkan kesehatan kulit, serta mengurangi risiko beberapa jenis kanker. Triterpen juga memiliki sifat antivirus dan dapat digunakan sebagai obat tradisional untuk mengobati beberapa jenis infeksi virus. Tumbuhan yang mengandung triterpen termasuk jenis ginseng, daun pegagan, kulit kayu putih, ekstrak daun lidah buaya, buah jinten hitam, dan jahe. Selain itu, triterpen juga dapat ditemukan pada beberapa jenis jamur. Konsumsi makanan yang kaya akan triterpen dapat meningkatkan manfaat kesehatannya untuk tubuh kita.
Tannin (tanin) adalah senyawa kimia alami yang terdapat pada tumbuhan. Senyawa ini ditemukan pada kulit, biji, dan daun pada banyak jenis buah, seperti anggur, stroberi, nanas, dan blueberry. Tannin juga terdapat pada teh, kopi, dan cokelat. Struktur umum tanin terdiri dari inti hidrokarbon yang mengandung cincin aromatik, seperti flavonoid atau asam fenolat, yang mengikat gugus hidroksil dalam berbagai cara. Karena variasi struktur yang luas, rumus molekul yang tepat akan berbeda untuk setiap jenis tanin. contoh umum tanin adalah tannin gallat yang memiliki rumus molekul C76H52O46. Ada juga banyak variasi struktural dalam tanin lainnya, termasuk tanin katekin yang ditemukan dalam teh hijau, tanin ellagit yang ditemukan dalam buah delima, dan tanin katekuin yang ditemukan dalam anggur merah. Tannin dikenal karena sifatnya yang pahit dan astringen (mampu membuat mulut terasa kering). Senyawa ini juga memiliki sifat antara lain sebagai antioksidan dan anti-inflamasi. Terdapat beberapa manfaat kesehatan yang dikaitkan dengan konsumsi makanan yang mengandung tannin, seperti menurunkan risiko penyakit jantung, kanker, dan infeksi. Tumbuhan yang kaya akan tannin sering digunakan dalam pengobatan tradisional untuk meredakan diare dan nyeri perut. Namun, karena sifatnya yang membikin mulut kering dan pahit, penambahan tannin dalam jumlah yang besar ke dalam makanan atau minuman dapat mengubah rasa dan membuatnya tidak enak. Karena tannin merupakan senyawa yang alami dan sering ditemukan dalam makanan kita sehari-hari, konsumsi makanan yang kaya akan tannin pada jumlah yang wajar merupakan hal yang aman dan sehat.
Contoh Beberapa tumbuhan yang banyak mengandung flavonoid, saponin, polifenol, tanin, dan triterpen spesisfik adalah:
Anggur (Vitis vinifera): Mengandung flavonoid seperti resveratrol.
Referensi: Jang M, Cai L, Udeani GO, et al. (1997). Cancer chemopreventive activity of resveratrol, a natural product derived from grapes. Science, 275(5297), 218-220.
Referensi: Jang M, Cai L, Udeani GO, et al. (1997). Cancer chemopreventive activity of resveratrol, a natural product derived from grapes. Science, 275(5297), 218-220.
Kulit jeruk (Citrus spp.): Mengandung flavonoid seperti hesperidin. Referensi: Giammanco M, Di Mauro D, La Guardia M, et al. (2015). Flavonoids and vitamin C in citrus juices: relation to human health. Current Medicinal Chemistry, 22(1), 1-13.
Lidah buaya (Aloe vera): Mengandung saponin, polifenol, dan triterpen. Referensi: Surjushe A, Vasani R, Saple DG. (2008). Aloe vera: a short review. Indian Journal of Dermatology, 53(4), 163-166.
Teh chamomile (Matricaria chamomilla): Mengandung flavonoid seperti apigenin dan kumarin. Referensi: Srivastava JK, Shankar E, Gupta S. (2010). Chamomile: A herbal medicine of the past with bright future. Molecular Medicine Reports, 3(6), 895-901.
Daun teh (Camellia sinensis): Mengandung flavonoid seperti catechin dan polifenol seperti theaflavin dan thearubigin.
Referensi: Lin JK, Lin-Shiau SY. (2006). Mechanisms of hypolipidemic and anti-obesity effects of tea and tea polyphenols. Molecular Nutrition & Food Research, 50(2), 211-217.
Rosemary (Rosmarinus officinalis): Mengandung flavonoid seperti apigenin dan triterpen seperti ursolic acid.
Referensi: Perry NS, Houghton PJ, Theobald A, et al. (2000). In-vitro activity of S. lavandulaefolia (Spanish sage) relevant to treatment of Alzheimer's disease. Journal of Pharmacy and Pharmacology, 52(8), 895-902.
Kurkuma (Curcuma longa): Mengandung flavonoid seperti curcumin dan polifenol seperti kurkuminoid.
Referensi: Gupta SC, Patchva S, Aggarwal BB. (2013). Therapeutic roles of curcumin: lessons learned from clinical trials. The AAPS Journal, 15(1), 195-218.
Kulit kayu manis (Cinnamomum verum): Mengandung flavonoid seperti catechin dan tanin seperti proanthocyanidin.
Referensi: Qiu F, McKeever R, Britz-McKibbin P. (2005). Cinnamic acid metabolomics: an expanded suite of sesquiterpene lactone ‘pseudo-standards’ for targeted profiling. Metabolomics, 1(3), 257-268.