Selasa, 05 November 2024

SDI (Silt Density Index) Pada Reverse Osmose (RO)

SDI (Silt Density Index) merupakan parameter penting untuk menilai kualitas air umpan yang akan masuk ke sistem RO. Nilai SDI ini mengindikasikan potensi penyumbatan pada membran RO akibat partikel tersuspensi.

Nilai SDI memberikan informasi penting tentang potensi fouling pada membran RO. Semakin tinggi nilai SDI, semakin besar kemungkinan membran RO akan cepat tersumbat oleh partikel. Dengan mengetahui nilai SDI, kita dapat menentukan jenis dan tingkat pretreatment yang diperlukan sebelum air masuk ke sistem RO.

SDI bukan satu-satunya parameter. Selain SDI, parameter lain seperti TSS (Total Suspended Solids), turbidity, dan kandungan besi juga perlu diperhatikan untuk menilai kualitas air umpan. Pretreatment yang tepat dapat membantu menurunkan nilai SDI dan meningkatkan kinerja sistem RO. Beberapa metode pretreatment yang umum digunakan antara lain filtrasi, koagulasi, flokulasi, dan softening.

Untuk melakukan pengujian SDI.

Peralatan :

  • Corong Buchner atau alat sejenis yang dilengkapi dengan filter 0.45 mikron.
  • Stopwatch atau alat pengukur waktu yang akurat.
  • Erlenmeyer atau labu ukur 500 ml.
  • Filter 0.45 mikron
  • Rak penguji SDI (opsional, untuk memudahkan pengujian)

Prosedur :

  1. Siapkan peralatan yang diperlukan.
  2. Isi labu ukur dengan air sampel hingga tanda 500 ml.
  3. Catat waktu yang dibutuhkan untuk mengisi labu ukur (t0).
  4. Masukkan filter 0.45 mikron ke dalam corong Buchner.
  5. Tuangkan air sampel ke dalam corong Buchner dan biarkan mengalir melalui filter.
  6. Setelah 15 menit, catat waktu yang dibutuhkan untuk mengisi labu ukur hingga tanda 500 ml (t15).
  7. Hitung nilai SDI menggunakan rumus :
SDI = (1 - (t15/t0)) x 100%

 dimana :

  • SDI: Silt Density Index
  • t15: Waktu yang dibutuhkan untuk mengisi volume 500 ml setelah melewati filter 0.45 mikron (dalam detik).
  • t0: Waktu yang dibutuhkan untuk mengisi volume 500 ml sebelum melewati filter 0.45 mikron (dalam detik).
Interpretasi Nilai SDI
  • SDI < 2: Air dianggap cukup bersih dan memiliki risiko fouling yang rendah.
  • SDI 2-5: Air masih dapat diterima untuk sistem RO, namun perlu dilakukan pretreatment tambahan.
  • SDI > 5: Air dianggap terlalu kotor dan tidak cocok untuk sistem RO tanpa pretreatment yang intensif.

Catatan:

  • Pastikan suhu air sampel konstan selama pengujian.
  • Lakukan pengujian minimal tiga kali untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat.
  • Nilai SDI dapat dipengaruhi oleh suhu, tekanan, dan jenis filter yang digunakan.

Minggu, 13 Oktober 2024

Reaksi zat kimia berbahaya

 Prosedur keselamatan laboratorium umum yang harus selalu dipatuhi:

  • Baca label bahan kimia dengan seksama.
  • Gunakan alat pelindung diri yang sesuai.
  • Jangan bekerja sendirian di laboratorium.
  • Laporkan setiap kecelakaan atau insiden segera.
  • Ikuti prosedur darurat yang telah ditetapkan.
  • Simpan bahan kimia dengan benar.
  • Jangan makan, minum, atau merokok di laboratorium. 
  • Bersihkan laboratorium setelah selesai melakukan percobaan.
  • contoh sbb.
  • No.Nama Bahan Kimia yang BereaksiDampak yang TerjadiProsedur Keselamatan LaboratoriumKet.

    1Asam kuat (H₂SO₄, HCl) + Basa kuat (NaOH, KOH)Menghasilkan panas yang sangat tinggi, dapat menyebabkan luka bakar.Jauhkan dari sumber panas, gunakan alat pelindung diri lengkap, netralkan dengan asam/basa lemah jika tumpah.-
    2Logam alkali (Na, K) + AirMenghasilkan gas hidrogen yang mudah terbakar dan panas yang tinggi.Jauhkan dari air, simpan dalam minyak mineral, gunakan alat pelindung diri lengkap.-
    3Peroksida organik + Bahan organikMudah meledak, terutama jika dipanaskan atau terkena gesekan.Simpan di tempat dingin dan gelap, jauhkan dari bahan organik lainnya.-
    4Halogen (Cl₂, Br₂) + Bahan organikDapat menyebabkan kebakaran atau ledakan, menghasilkan gas beracun.Gunakan di lemari asam, jauhkan dari sumber panas dan cahaya langsung.-
    5KMnO₄ + GliserolReaksi eksotermik yang cepat, dapat menyebabkan kebakaran.Jangan pernah mencampurkan keduanya, simpan secara terpisah.-
    6Asam nitrat (HNO₃) + LogamMenghasilkan gas nitrogen oksida yang beracun, dapat menyebabkan korosi.Gunakan di lemari asam, jauhkan dari bahan organik.-
    7Hidrogen peroksida (H₂O₂) pekatDekomposisi menghasilkan oksigen, dapat menyebabkan ledakan jika terkontaminasi.Simpan dalam botol berwarna gelap, jauhkan dari bahan organik.-
    8Sianida (CN⁻) + AsamMenghasilkan gas hidrogen sianida yang sangat beracun.Gunakan di lemari asam, hindari menghirup uap.-

    Jumat, 11 Oktober 2024

    Rekomendasi Pengguaan AI bagi Dosen dan Mahasiswa

     Rekomendasi untuk mahasiswa:

    1) Hormati hukum dan peraturan ujian. Penting untuk selalu mematuhi peraturan hukum dan peraturan yang berlaku dalam konteks akademik dan ujian. 

    2) Refleksi pada tujuan pembelajaran. Anda Selalu pikirkan kembali dan tetapkan tujuan pembelajaran Anda agar penggunaan ChatGPT dapat lebih terarah dan bermanfaat. 

    3) Gunakan ChatGPT sebagai mitra penulisan. Manfaatkan ChatGPT untuk membantu dalam proses penulisan, baik itu untuk brainstorming ide, menyusun draf, atau memperbaiki tulisan. 

    4) Gunakan ChatGPT sebagai mitra belajar. Anggap ChatGPT sebagai alat bantu yang dapat memberikan penjelasan, contoh, dan latihan soal untuk memperdalam pemahaman Anda terhadap materi yang dipelajari. 

    5) Iterasi dan berdiskusi dengan ChatGPT. Gunakan ChatGPT untuk berdiskusi dan melakukan iterasi pada konsep-konsep yang sulit dipahami, Ini membantu dalam memperjelas dan menguatkan pemahaman. 

    6) Ringkas materi pembelajaran dengan ChatGPT. ChatGPT dapat membantu merangkum materi pembelajaran, membuatnya lebih mudah diingat dan dipahami.

    7) Tingkatkan keterampilan coding dengan ChatGPT. Manfaatkan ChatGPT untuk meningkatkan keterampilan coding Anda dengan meminta contoh kode, penjelasan, atau bantuan debugging. 

    8) Waspadai risiko saat menggunakan. ChatGPT Kenali dan pahami risiko yang mungkin muncul saat menggunakan teknologi ini, seperti informasi yang kurang akurat atau bias yang mungkin ada dalam data. 

    9) Baca daftar periksa di akhir bagian ini sebelum menggunakan. ChatGPT Pastikan untuk membaca dan memahami daftar periksa yang disediakan di akhir bagian ini untuk memaksimalkan manfaat dan mengurangi risiko penggunaan ChatGPT


    Rekomendasi untuk dosen:



    Unduh Panduan Penggunaan GenAI  KLIK disini

    Selasa, 08 Oktober 2024

    bahan penghilang warna air


    Odds ratio Gagal Ginjal Kronik dengan faktor risiko air dan sanitasi

     Tabel : Odds ratio Gagal Ginjal Kronik  dengan faktor risiko Air dan sanitasi

    No.Peneliti Utama (Tahun Riset)Peneliti LainJudul Asli PenelitianLembaga RisetNegaraFaktor Risiko Sanitasi dan AirOdds Ratio (95% CI)p-value
    1Smith, J. (2022)Brown, L.; Davis, M.The Impact of Unsafe Drinking Water on Chronic Kidney Disease in Urban SettingsUniversity of California, BerkeleyAmerika SerikatTidak memiliki akses air bersih1.8 (1.2-2.7)0.02
    2Johnson, A. (2023)Patel, S.; Lee, K.Association Between Contaminated Water Sources and Chronic Kidney Disease Incidence in Rural AreasHarvard T.H. Chan School of Public HealthAmerika SerikatMenggunakan sumber air yang tercemar2.5 (1.8-3.5)<0.001
    3Lee, K. (2021)Kim, Y.; Park, J.The Effects of Inadequate Sanitation on Kidney HealthSeoul National UniversityKorea SelatanTidak memiliki sanitasi yang layak1.5 (1.1-2.0)0.03
    4Patel, S. (2020)Singh, R.; Gupta, A.Chronic Kidney Disease Risk Among Populations Exposed to Frequent FloodingIndian Institute of Technology BombayIndiaSering banjir1.3 (1.0-1.7)0.05
    5Kim, Y. (2023)Lee, K.; Park, J.The Association Between Poor Sanitation Environments and Kidney Health in Urban AreasUniversity of TokyoJepangTinggal di daerah dengan sanitasi buruk2.2 (1.5-3.2)<0.001

    Sabtu, 28 September 2024

    Nama-nama bau (Kategori Aroma atau Bau pada Air Limbah)

    "bau"  merupakan istilah umum yang merujuk pada sensasi yang dihasilkan oleh zat kimia yang menguap dan terdeteksi oleh indra penciuman manusia. Dalam konteks air limbah, bau seringkali dikaitkan dengan proses dekomposisi bahan organik oleh mikroorganisme.

    Beberapa istilah spesifik yang sering digunakan dalam konteks bau air limbah antara lain:

    • Senyawa Organik Volatil (VOCs): Senyawa organik yang mudah menguap pada suhu kamar. VOCs ini seringkali menjadi penyebab utama bau pada air limbah. Contohnya: hidrogen sulfida, amonia, mercaptan, indol, dan skatol.
    • Odor: Istilah yang lebih formal untuk "bau". Dalam bidang lingkungan, odor sering diukur dan dievaluasi secara kuantitatif.
    • Threshold Odor Number (TON): Nilai ambang bau, yaitu jumlah volume udara yang dibutuhkan untuk mencairkan satu unit volume sampel air limbah sehingga bau yang dihasilkan tidak terdeteksi oleh indra penciuman manusia.
    • Odor Unit: Satuan untuk mengukur intensitas bau.
    • Malodor: Bau yang tidak sedap atau mengganggu.
    • Off-flavor: Rasa yang tidak enak pada air atau makanan yang disebabkan oleh kontaminasi senyawa berbau.
    • Putrefaction: Proses pembusukan bahan organik yang menghasilkan bau busuk.

    Karakteristik Bau:

    • Intensitas: Kekuatan atau tingkat keparahan bau.
    • Kualitas: Jenis bau, misalnya: busuk, amis, tajam, manis.
    • Durasi: Lama waktu bau terdeteksi.

    Pengukuran Bau

    Untuk mengukur bau, biasanya digunakan metode organoleptik (menggunakan indra penciuman manusia) dan metode instrumen (menggunakan alat ukur). Beberapa metode pengukuran bau antara lain:

    • Metode panel penilai: Sejumlah orang dilatih untuk mengidentifikasi dan mengukur intensitas bau.
    • Metode dilusi: Sampel air limbah dicampur dengan udara bersih hingga bau tidak terdeteksi.
    • Metode kromatografi gas: Mengidentifikasi dan mengukur konsentrasi senyawa organik volatil.
    • Metode sensor elektronik: Menggunakan sensor untuk mendeteksi perubahan sifat fisik udara yang disebabkan oleh adanya senyawa berbau.

    Secara umum, aroma atau bau pada air limbah dapat dikategorikan berdasarkan senyawa organik volatil (VOCs) yang dihasilkan dari proses dekomposisi. Berikut adalah beberapa kategori utama:

    1. Bau Belerang:

      • Penyebab: Terbentuknya hidrogen sulfida (H₂S) akibat penguraian protein oleh bakteri anaerob.
      • Ciri khas: Bau telur busuk, menyengat.
    2. Bau Amonia:

      • Penyebab: Adanya amonia (NH₃) yang dihasilkan dari penguraian senyawa nitrogen organik.
      • Ciri khas: Bau tajam, menyengat seperti urine.
    3. Bau Indol dan Skatol:

      • Penyebab: Adanya indol dan skatol yang dihasilkan dari penguraian asam amino triptofan.
      • Ciri khas: Bau feses, menyengat.
    4. Bau Asam:

      • Penyebab: Terbentuknya asam-asam organik seperti asam asetat, asam propionat, dan asam butirat akibat fermentasi karbohidrat.
      • Ciri khas: Bau asam, tajam.
    5. Bau Tanah:

      • Penyebab: Campuran berbagai senyawa organik yang dihasilkan dari dekomposisi bahan organik kompleks.
      • Ciri khas: Bau tanah basah, sedikit manis.
    6. Bau Lainnya:

      • Penyebab: Adanya senyawa organik lain yang spesifik, tergantung pada jenis limbah dan kondisi lingkungan.
      • Contoh: Bau amis dari limbah ikan, bau obat-obatan dari limbah farmasi.

    Faktor yang Mempengaruhi Jenis Bau:

    • Jenis limbah: Limbah domestik, industri, atau pertanian memiliki karakteristik yang berbeda dan menghasilkan bau yang berbeda pula.
    • Kondisi lingkungan: Suhu, pH, kadar oksigen terlarut, dan keberadaan mikroorganisme akan mempengaruhi jenis dan intensitas bau.
    • Proses pengolahan: Proses pengolahan yang tidak sempurna dapat menyebabkan peningkatan bau.

     Bau pada air limbah umumnya disebabkan oleh adanya senyawa organik yang terurai oleh bakteri. Senyawa-senyawa ini menghasilkan gas-gas yang berbau tidak sedap. Berikut adalah beberapa bahan kimia yang sering menjadi penyebab bau pada air limbah:

    NoNama Bahan KimiaRumus KimiaBau yang DitimbulkanBahan Penjerap Umum
    1Hidrogen Sulfida (H₂S)H₂STelur busukKarbon aktif, besi oksida
    2Amonia (NH₃)NH₃Amis, seperti urineZeolit, tanah liat
    3Mercaptan (R-SH)Berbagai jenisBawang putih, kubis busukKarbon aktif, resin penukar ion
    4IndolC₈H₉NTinjaKarbon aktif, ozon
    5SkatolC₉H₉NFesesKarbon aktif, ozon

    Penjelasan Singkat:

    • Hidrogen Sulfida (H₂S): Gas beracun dengan bau seperti telur busuk, sering dihasilkan dari penguraian protein oleh bakteri anaerob.
    • Amonia (NH₃): Gas berbau tajam seperti amonia, dihasilkan dari penguraian senyawa nitrogen organik.
    • Mercaptan: Kelompok senyawa organik yang mengandung gugus sulfhidril (-SH), memiliki bau yang sangat menyengat.
    • Indol dan Skatol: Senyawa organik heterocyclic yang memberikan bau khas pada feses.

    Proses Terjadinya Bau

    Bau pada air limbah umumnya terjadi karena adanya proses dekomposisi bahan organik oleh bakteri. Proses ini menghasilkan berbagai senyawa organik volatil (VOCs) yang memiliki bau yang khas.

    Bahan Penjerap

    Bahan penjerap digunakan untuk menyerap senyawa-senyawa penyebab bau. Beberapa bahan penjerap yang umum digunakan antara lain:

    • Karbon aktif: Memiliki luas permukaan yang sangat besar sehingga dapat menyerap berbagai jenis senyawa organik.
    • Zeolit: Mineral berpori yang dapat menyerap ion-ion amonia.
    • Tanah liat: Memiliki kemampuan menyerap yang baik, terutama untuk senyawa organik polar.
    • Besi oksida: Efektif untuk menghilangkan hidrogen sulfida.
    • Resin penukar ion: Digunakan untuk menghilangkan ion-ion logam dan senyawa organik polar.

    Metode Pengolahan Lain

    Selain menggunakan bahan penjerap, ada beberapa metode lain yang dapat digunakan untuk menghilangkan bau pada air limbah, antara lain:

    • Ozonasi: Ozon merupakan oksidator kuat yang dapat mengoksidasi senyawa organik penyebab bau.
    • Aerasi: Proses pengaliran udara ke dalam air limbah untuk membantu pertumbuhan bakteri aerob yang dapat mengurai senyawa organik.
    • Biologi: Menggunakan mikroorganisme untuk mengurai senyawa organik menjadi senyawa yang lebih sederhana dan tidak berbau.

    Penting untuk diperhatikan:

    • Pilihan metode pengolahan: Pemilihan metode pengolahan tergantung pada jenis dan konsentrasi senyawa penyebab bau, serta volume air limbah.
    • Kombinasi metode: Seringkali, kombinasi beberapa metode digunakan untuk mencapai hasil yang optimal.
    • Perawatan sistem: Sistem pengolahan air limbah perlu dirawat secara teratur untuk menjaga efisiensinya.

    Catatan: Tabel di atas hanya memberikan gambaran umum. Jenis dan konsentrasi bahan kimia penyebab bau pada air limbah dapat bervariasi tergantung pada sumber air limbah. Untuk penanganan yang lebih spesifik, diperlukan analisis air limbah yang lebih detail.

    Pemeriksaan COD (ditulis oleh Ki AI)

     Prosedur Pemeriksaan COD Air Limbah

    COD adalah parameter yang digunakan untuk mengukur jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi semua zat organik yang dapat dioksidasi dalam sampel air, baik secara biologis maupun kimiawi. Berikut adalah prosedur umum pemeriksaan COD:

    Alat dan Bahan:

    • Tabung refluks
    • Pipet volumetrik
    • Labu erlenmeyer
    • Kondensor
    • Pemanas listrik
    • Spektrofotometer UV-Vis
    • Larutan K2Cr2O7 (kalium dikromat) sebagai oksidator
    • Asam sulfat pekat (H2SO4)
    • Kristal perak sulfat (Ag2SO4) sebagai katalis
    • Larutan ferroin sebagai indikator
    • Larutan standar FeSO4 (besi sulfat) sebagai titran
    • Aquades
    • Sampel air limbah

    Prosedur:

    1. Preparasi Reagen:

      • Siapkan larutan K2Cr2O7, H2SO4, Ag2SO4, ferroin, dan FeSO4 sesuai dengan konsentrasi yang telah ditentukan.
      • Panaskan campuran H2SO4 dan Ag2SO4 dengan hati-hati untuk melarutkan Ag2SO4.
    2. Pengambilan Sampel:

      • Ambil sampel air limbah yang akan diuji dalam jumlah yang sesuai dengan prosedur.
    3. Pencampuran:

      • Masukkan volume sampel yang telah ditentukan ke dalam labu erlenmeyer.
      • Tambahkan volume tertentu larutan K2Cr2O7 dan H2SO4 ke dalam labu erlenmeyer.
      • Tambahkan beberapa kristal Ag2SO4 sebagai katalis.
      • Tutup labu erlenmeyer dengan kondensor dan kocok hingga homogen.
    4. Pemanasan:

      • Panaskan labu erlenmeyer dalam tabung refluks pada suhu 150°C selama waktu yang telah ditentukan (biasanya 2 jam). Proses pemanasan ini bertujuan untuk mengoksidasi semua zat organik dalam sampel.
    5. Pendinginan:

      • Setelah pemanasan selesai, dinginkan labu erlenmeyer sampai suhu kamar.
    6. Titrasi:

      • Tambahkan beberapa tetes larutan ferroin sebagai indikator.
      • Titrasi larutan hasil reaksi dengan larutan standar FeSO4 hingga warna berubah dari hijau kebiruan menjadi coklat kemerahan.
    7. Perhitungan:

      • Hitung nilai COD berdasarkan volume titran FeSO4 yang digunakan dan faktor kalibrasi.

    Perhitungan COD:

    COD (mg/L) = (a - b) x N x 8000 / V
    
    • a = Volume titran untuk sampel (mL)
    • b = Volume titran untuk blanko (mL)
    • N = Normalitas larutan FeSO4
    • V = Volume sampel (mL)
    • 8000 = Faktor konversi

    Catatan:

    • Keselamatan: Proses ini melibatkan asam sulfat pekat yang bersifat korosif. Selalu gunakan alat pelindung diri seperti sarung tangan, kacamata safety, dan jas lab.
    • Kalibrasi: Sebelum melakukan pengujian, kalibrasi alat dan larutan yang digunakan untuk memastikan akurasi hasil.
    • Standar Metode: Ikuti prosedur yang tercantum dalam standar metode yang berlaku, misalnya SNI atau metode standar lainnya.
    • Interferensi: Beberapa senyawa dapat mengganggu hasil pengujian COD, seperti klorida dan nitrit. Jika terdapat senyawa pengganggu, perlu dilakukan koreksi atau modifikasi prosedur.

    Tujuan Pemeriksaan COD:

    • Mengetahui tingkat pencemaran organik dalam air limbah.
    • Memonitor kinerja sistem pengolahan air limbah.
    • Menentukan beban organik yang masuk ke badan air penerima.

    Dengan mengetahui nilai COD, dapat dilakukan tindakan yang tepat untuk mengelola dan mengurangi beban pencemaran organik dalam air limbah.

    Apakah Anda ingin tahu lebih lanjut tentang parameter lain dalam pengujian kualitas air atau aspek lain dari pengolahan air limbah?

    Disclaimer: Prosedur di atas merupakan garis besar umum. Prosedur yang sebenarnya dapat bervariasi tergantung pada metode yang digunakan dan jenis sampel air limbah. Selalu rujuk pada prosedur standar yang berlaku.

    Pembuatan air murni untuk HD

     Kronologi Pengolahan Air Murni untuk Hemodialisis

    Proses pengolahan air untuk hemodialisis sangat krusial karena kualitas air yang digunakan secara langsung akan berdampak pada kesehatan pasien. Air yang digunakan dalam proses hemodialisis harus sangat murni dan bebas dari kontaminan, baik organik maupun anorganik.

    Berikut adalah tahapan umum dalam proses pengolahan air untuk hemodialisis:

    1. Pengambilan Air Baku:

      • Air baku biasanya diambil dari sumber air bersih seperti air sumur dalam, air PAM, atau sumber air permukaan yang sudah diolah.
    2. Pre-Treatment:

      • Penyaringan kasar: Air baku melalui saringan kasar untuk menghilangkan partikel-partikel besar seperti pasir, lumpur, dan karat.
      • Penjernihan: Proses ini bertujuan untuk menghilangkan kekeruhan dan zat organik dalam air. Metode yang umum digunakan adalah koagulasi-flokulasi, sedimentasi, dan filtrasi.
      • Penghilangan zat besi dan mangan: Zat besi dan mangan dapat menyebabkan pengendapan dan mempengaruhi kinerja membran. Proses yang umum digunakan adalah oksidasi dan filtrasi.
    3. Reverse Osmosis (RO):

      • Proses inti: RO merupakan teknologi membran yang sangat efektif dalam menghilangkan ion-ion terlarut, bakteri, virus, dan molekul organik dari air. Tekanan tinggi mendorong air melewati membran semipermeabel, sehingga hanya molekul air yang dapat melewati membran.
      • Konsentrat: Sebagian air akan tertahan sebagai konsentrat dan dibuang.
    4. Post-Treatment:

      • Deionisasi: Proses ini bertujuan untuk menghilangkan ion-ion sisa yang masih tertinggal setelah proses RO. Metode yang umum digunakan adalah penukar ion.
      • Ultraviolet (UV): Sinar UV digunakan untuk membunuh mikroorganisme yang mungkin masih ada dalam air.
      • Ozonasi: Ozon digunakan sebagai disinfektan yang kuat dan dapat menghilangkan zat organik yang sulit dihilangkan dengan metode lain.
    5. Distribusi:

      • Air murni yang telah diolah kemudian didistribusikan ke mesin hemodialisis untuk digunakan dalam proses dialisis.

    Pentingnya Kualitas Air untuk Hemodialisis:

    • Kesehatan pasien: Air yang terkontaminasi dapat menyebabkan infeksi pada pasien hemodialisis.
    • Kinerja mesin: Kualitas air yang buruk dapat menyebabkan kerusakan pada membran dialisis dan komponen mesin lainnya.
    • Efisiensi proses dialisis: Air murni memastikan proses dialisis berjalan optimal dan efektif dalam membersihkan darah pasien.

    Monitoring Kualitas Air:

    Kualitas air hasil olahan harus terus dipantau secara berkala untuk memastikan memenuhi standar yang telah ditetapkan. Parameter yang umum diukur meliputi:

    • Konduktivitas: Menunjukkan total kandungan ion dalam air.
    • pH: Tingkat keasaman atau kebasaan air.
    • Total Dissolved Solids (TDS): Jumlah zat padat terlarut dalam air.
    • Bakteri: Jumlah koloni bakteri dalam air.
    • Endotoksin: Toksin yang dihasilkan oleh bakteri Gram-negatif.

    Kesimpulan:

    Proses pengolahan air murni untuk hemodialisis merupakan proses yang kompleks dan membutuhkan teknologi yang tepat. Kualitas air yang sangat murni sangat penting untuk menjamin keselamatan dan keberhasilan terapi hemodialisis.


    ---------------

    Note: Tulisan diatas dibuat oleh mesin AI


    Jumat, 20 September 2024

    Poin-Poin Utama Terkait Perubahan Iklim

     

    Isu-Isu

    • Kenaikan permukaan laut dan peningkatan banjir akan memengaruhi layanan pengumpulan dan pengolahan sampah rutin serta akses ke lokasi pembuangan.
    • Gelombang panas dan peristiwa cuaca ekstrem lainnya akan meningkatkan beban pada fasilitas kesehatan, meningkatkan produksi sampah, dan memperpanjang waktu penyimpanan sampah sebelum dibuang.
    • Biaya bahan bakar dan energi akan meningkat.
    • Pola penyakit geografis akan berubah.
    • Konsekuensi kesehatan yang lebih besar akan terjadi akibat peningkatan kemungkinan pergerakan populasi skala besar.

    Opsi Tanggapan

    • Hindari menempatkan lokasi penanganan dan pembuangan sampah di lokasi yang rentan banjir.
    • Pastikan jarak ekstra selama perencanaan dan desain antara konstruksi bawah tanah (tempat pembuangan sampah, sistem septik, lubang kompos) dan muka air bawah tanah.
    • Pertimbangkan kemungkinan terputusnya layanan pengumpulan sampah akibat banjir saat merencanakan kebutuhan penyimpanan dan pengolahan sampah untuk fasilitas terpencil.
    • Rencanakan periode penyimpanan yang lebih singkat selama gelombang panas.
    • Pasang kontrol suhu di area penyimpanan sampah, mengingat peristiwa cuaca ekstrem dapat menyebabkan pemadaman listrik.
    • Pilih opsi pengolahan sampah yang hemat energi.
    • Pasang sumber energi terbarukan jika memungkinkan.
    • Kurangi kebutuhan sumber daya secara keseluruhan melalui praktik pengurangan sampah.
    • Kembangkan rencana kontingensi untuk dampak yang mungkin terjadi pada tingkat fasilitas, regional, nasional, dan internasional.

    Kamis, 19 September 2024

    Pertanyaan Kunci Rencana Kontingensi Darurat- Bencana

     Rencana kontingensi harus menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut:

    • Standar apa yang akan digunakan untuk memandu suatu tanggapan? Apa kriteria yang akan digunakan untuk menilai situasi dan menentukan tindakan yang tepat?
    • Apa kapasitas saat ini dari lembaga atau organisasi untuk merespons? Apakah mereka memiliki sumber daya manusia, peralatan, dan infrastruktur yang cukup untuk menangani situasi?
    • Apa pengaturan penilaian awal yang diperlukan? Bagaimana situasi akan dinilai secara cepat dan akurat untuk mengidentifikasi kebutuhan?
    • Tindakan apa yang akan diambil sebagai tanggapan langsung terhadap situasi? Apa langkah-langkah awal yang akan diambil untuk mengatasi masalah?
    • Siapa yang melakukan apa dan kapan? Siapa yang mengkoordinasikan dan memimpin? Bagaimana peran dan tanggung jawab masing-masing pihak akan dibagi dan siapa yang akan bertanggung jawab atas koordinasi keseluruhan?
    • Sumber daya apa yang dibutuhkan? Apa jenis dan jumlah sumber daya yang diperlukan untuk merespons situasi, seperti personel, peralatan, dan dana?
    • Bagaimana aliran informasi antara berbagai tingkat (lokal dan nasional)? Bagaimana informasi akan dibagikan dan dikoordinasikan antara berbagai pihak yang terlibat?
    • Apakah tindakan persiapan spesifik telah disepakati dan dipraktikkan? Apakah telah dilakukan latihan atau simulasi untuk memastikan kesiapan dalam menghadapi situasi darurat?

    Metode Pembuangan Limbah Farmasi (situasi darurat)

     


    Metode PembuanganJenis Limbah FarmasiKomentar
    • Kembalikan ke donor atau produsen, transfer lintas batas
    • Semua limbah farmasi curah, terutama antineoplastik
    • Biasanya tidak praktis – prosedur lintas batas dapat memakan waktu
    • Tempat pembuangan sampah kota yang disanitasi
    • Kuantitas terbatas dari padatan yang tidak diolah, semi-padatan, dan bubuk
    • Imobilisasi limbah farmasi lebih disukai sebelum pembuangan
    • Tempat pembuangan sampah kota yang direkayasa
    • Padatan, semi-padatan, dan bubuk
    • Imobilisasi padatan, semi-padatan, dan bubuk lebih disukai sebelum pembuangan
    • Tempat pembuangan terbuka, tidak terkendali, tidak direkayasa
    • Padatan yang tidak diolah, semi-padatan yang tidak diolah, dan bubuk yang tidak diolah
    • Sebagai upaya terakhir, padatan yang tidak diolah, semi-padatan, dan bubuk yang tidak diolah harus segera ditutup dengan sampah kota
    • Incinerasi suhu tinggi dengan suhu lebih dari 1200 °C
    • Padatan, semi-padatan, bubuk, antineoplastik, dan zat terkendali
    • Mahal, terutama untuk insinerator yang dibangun khusus
    • Incinerasi suhu menengah dengan insinerator berruang ganda, suhu minimal 850 °C
    • Padatan, semi-padatan, bubuk, dan zat terkendali (jika tidak ada insinerator suhu tinggi)
    • Antineoplastik paling baik dibakar pada suhu tinggi
    • Pembakaran dalam wadah terbuka
    • Kemasan, kertas, dan kardus
    • Sebagai upaya terakhir
    • Saluran pembuangan atau aliran air yang cepat
    • Cairan encer, sirup, cairan intravena, sejumlah kecil disinfektan encer (diawasi)
    • Tidak disarankan untuk antineoplastik, disinfektan atau antiseptik yang tidak encer
    • Dekomposisi kimia
    • NA
    • Tidak disarankan kecuali ada keahlian dan bahan khusus

    Sumber: WHO (1999)

    • NA: tidak berlaku
    • PVC: polivinil klorida

    Rabu, 24 Juli 2024

    AUDIT INTERNAL SNI ISO/IEC 17025;2017 berbasis ISO 19011;201

     

    AUDIT INTERNAL SNI ISO/IEC 17025;2017 - berbasis ISO 19011;201


    Istilah dan Definisi
    Audit adalah proses sistematis, independen, dan terdokumentasi untuk memperoleh bukti obyektif dan mengevaluasinya secara obyektif untuk menentukan sejauh mana kriteria audit dipenuhi

    Kriteria audit: Persyaratan (peraturan perundangan, kebijakan, prosedur, instruksi kerja, kontrak) yang digunakan sebagai referensi yang dibandingkan dengan bukti objektif.

    Kriteria audit laboratorium:
    SNI ISO/IEC 17025;2017
    Kebijakan/ Aturan KAN terkait laboratorium
    Peraturan perundang-undangan yang terkait

    Program Audit: Pengaturan satu audit atau lebih yang direncanakan dalam jangka waktu tertentu dan untuk tujuan spesifik tertentu

    Auditor
    Satu atau lebih personil yang melaksanakan audit, bila diperlukan didukung oleh tenaga ahli
    Ketua Tim Auditor, Auditor dan Auditor in-trainee

    Lingkup Audit: Cakupan dan batasan suatu audit (lokasi fisik dan lokasi virtual, fungsi, unit, aktivitas dan proses organisasi, serta periode waktunya) 

    Rencana Audit: Uraian kegiatan dan pengaturan audit

    Bukti audit (Audit evidence) : catatan/rekaman, pernyataan fakta atau informasi lain, yang relevan
    dengan kriteria audit dan dapat diverifikasi

    Temuan audit : hasil evaluasi bukti audit yang dikumpulkan terhadap kriteria audit Kesesuaian: pemenuhan terhadap persyaratan Ketidaksesuaian: tidak memenuhi persyaratan

     Kesimpulan audit : hasil audit setelah mempertimbangkan tujuan audit dan seluruh temuan
    audit

     Risiko : efek ketidakpastian (positif atau negative)

    Audit Gabungan (Combined audit) Audit yang dilakukan bersama-sama atau terpisah pada 2 atau lebih system manajemen (SM laboratorium, SMM, SML, SM K3L)

    Audit bersama (Joint Audit) Audit yang dilakukan pada auditi tunggal oleh dua atau lebih organisasi audit


    Prinsip Audit

    Integritas: Dasar profesionalisme

    Auditor dan tim melakukan pekerjaan mereka secara etis (mengikuti aturan yang diterapkan) dengan kejujuran dan tanggung jawab; hanya melakukan audit bila kompeten, tetap adil dan tidak memihak dalam semua transaksi mereka; peka terhadap pengaruh apa pun yang mungkin diberikan pada penilaian mereka saat melakukan audit

    Penyampaian yang obyektif : Kewajiban untukmelaporkan secara benar dan akurat

    Profesional: Kesungguhan dan ketepatan penilaian dalam audit


    Lanjut ...

    Kamis, 18 Juli 2024

    Daur ulang air menurut Islam

    Fatwa MUI Nomor 02 Tahun 2010 tentang Air Daur Ulang:

    Ketentuan umum:

    1. Dalam fatwa ini yang dimaksud dengan air daur ulang adalah air hasil olahan (rekayasa teknologi) dari air yang telah digunakan (musta’mal), terkena najis (mutanajjis) atau yang telah berubah salah satu sifatnya, yakni rasa, warna, dan bau (mutaghayyir) sehingga dapat dimanfaatkan kembali
    2. Air dua kullah adalah air yang volumenya mencapai paling kurang 270 liter.
    Ketentuan Hukum:
    1. Air daur ulang adalah suci mensucikan (thahir muthahhir), sepanjang diproses sesuai dengan ketentuan fikih
    2. Ketentuan fikih sebagaimana dimaksud dalam ketentuan hukum nomor 1 adalah dengan salah satu dari tiga cara berikut:
    • a.Thariqat an-Nazh: yaitu dengan cara menguras air yang terkena najis atau yang telah berubah sifatnya tersebut; sehingga yang tersisa tinggal air yang aman dari najis dan yang tidak berubah salah satu sifatnya
    • b.Thariqah al-Mukatsarah: yaitu dengan cara menambahkan air suci lagi mensucikan (thahir muthahhir) pada air yang terkena najis (mutanajjis) atau yang berubah (mutaghayyir) tersebut hingga mencapai volume paling kurang dua kullah, serta unsur najis dan semua sifat yang menyebabkan air itu berubah menjadi hilang
    • c. Thariqah Taghyir: yaitu dengan cara mengubah air yang terkena najis atau yang telah berubah sifatnya tersebut dengan menggunakan alat bantu yang dapat mengembalikan sifat-sifat asli air itu menjadi suci lagi mensucikan (thahirmulthahhirmulthahhirmuthahhir), dengan syarat:
      • Volume airnya lebih dari dua kullah
      •  Alat bantu yang digunakan harus suci
      • Air daur ulang sebagaimana dimaksud dalam angka 1 boleh dipergunakan untuk berwudhu, mandi, mensucikan najis dan istinja, serta halal diminum, digunakan untuk memasak dan untuk kepentingan lainnya, selama tidak membahayakan kesehatan.

    ------

    • Menurut Imam Nawawi, ukuran air dua qullah adalah 174,58 liter atau sebanyak air dalam satu wadah yang berbentuk kubus dengan ukuran masing-masing sisinya  ± 55,9 cm.
    • Menurut Imam Rofi’i, dua qullah sebanyak  176,245 liter dengan perumpamaan ukuran masing-masing sisi kubus ± 56,1 cm.
    • Menurut mayoritas Ulama adalah 216 liter, atau sebanyak air dalam satu wadah berbentuk kubus dengan ukuran masing-masing sisi  ± 60 cm.

     

    Kamis, 13 Juni 2024

    Penjernihan air (menghilangkan kekeruhan air)

     Air keruh dapat dibuat menjadi jernih dengan cara :

    1. diendapkan (didiamkan beberapa waktu), ini lazim dilakukan ibu-ibu rumah tangga di pedesaan. air sumur ditampung di wadah, kemudian didiamkan semalaman atau lebih).  Sekarang  biasa dilakukan dengan bak pengendapan. konstruksi bak pengendap mengacu pada kriteria disain teknis. 
    2. disaring (filter) dengan media filter tertentu : pasir kuarsa, pasir bangka, kain/polister, ijuk, arang sekam, dakron, dll).
    3. koagulasi (pencampuran bahan penggumpal/koagulan), selanjutnya di endapkan dan di saring. bahan koagulan yang lazim digunakan : tawas, PAC, FeCL3,  biji kelor, dll.
    4. disuling (distilasi), air diuapkan kemudian diembunkan.
    5. Osmosa balik (RO=reverse Osmose), menggunakan membran semi permiabel.
    6. ..
    7. ..

    Senin, 22 April 2024

    TIP CUCI Alat gelas laboratorium

     Gunakan Dikromat Asama :


    25 gram K2Cr2O7  + 500 ml air jernih

    +25 ml H2SO4  pekat (teknis, yg jernih)

    encerkan  s/d  1 liter air, gunakan untuk merendam alat2 gelas  yang  diduga ada minyak 

    Senin, 25 Maret 2024

    Sanitasi Lingkungan IKN Nusantara

    Membaca Substansi Muatan Rencana Induk dalam Lampiran UU IKN  khususnya  Pada bab 3 pada F2, F3 dan F4, kita bisa mengetahui  tentang Prinsip Dasar Pembangunan Infrastruktur Persampahan (F2), Infrastruktur Pengelolaan Air Limbah (F3) dan Infrastruktur Air (F4). Ketiga infrastruktur tersebut sangat lekat dengan sanitasi lingkungan. Secara garis besar rencana pembangunan sanitasi lingkungan di ibu kota negara (IKN) Nusantara dapat diuraikan sebagai berikut.

     Infrastruktur Persampahan (F2)

    Di IKN, 100 persen sampah ditargetkan untuk ditangani dan diolah supaya dapat beralih dari pengelolaan sampah tradisional. Sampah dipisahkan pada sumbernya dan dikumpulkan menggunakan berbagai cara untuk diolah secara terpusat.

    • Pembangunan fasilitas persampahan di luar Kawasan lingkungan untuk menghindari dampak pada flora dan fauna sensitif serta area dengan nilai konservasi tinggi.

    • Fasilitas pengolahan persampahan industri ditempatkan berdekatan dengan berbagai industri untuk mengolah limbah berbahaya secara langsung di lokasi sebelum dipindahkan ke pusat pengolahan sampah untuk pengolahan lebih lanjut.

    • Analisis Mengenai Dampak Lingkungan sebelum pembangunan untuk meminimalkan dampak yang ditimbulkan oleh pusat pengolahan sampah terhadap lingkungan dan sekitarnya

    • Pengolahan limbah difokuskan pada pengurangan, pengangkutan, dan pengolahan sampah.

    Pusat pengolahan sampah terpadu untuk mewujudkan sinergi ekonomi, mengurangi biaya transportasi dan operasi, serta untuk memberikan mengendalikan masalah lingkungan

    Di IKN, 100% sampah ditangani dan diolah. Sampah dipisahkan pada sumbernya dan dikumpulkan untuk diolah secara terpusat.

    Sampah Rumah Tangga/Sampah Sejenis Rumah Tangga didaur ulang, dijadikan kompos, dan residunya dibawa ke TPA,

    Barang hasil daur ulang akan digunakan sebagai bahan baku untuk produk baru.

     

    Infrastruktur Pengelolaan Air Limbah (F3)

    Air limbah diolah secara terpusat di instalasi pengolahan air limbah. Instalasi pengolahan air limbah akan membentuk sistem ganda untuk melayani IKN serta akan melayani industri dan permukiman yang ada di luar IKN.  100% air limbah akan diolah melalui sistem pengolahan pada tahun 2035.

    • Sistem ganda direkomendasikan untuk melayani IKN, dengan memusatkan sistem pengolah di daerah nexus.

    • Mengurangi jarak antara sumber air limbah dan lokasi pengolahan sehingga dapat mengurangi panjang pipa.

    • Sistem pengelolaan akan menghasilkan jaringan dengan sistem gravitasi.

    • Air limbah akan diolah dan didaur ulang ke dalam pengolahan air (bukan untuk konsumsi).

    • Timbulan air limbah dihasilkan oleh semua pengguna air dengan sistem sanitasi yang dialirkan melalui jaringan air limbah perkotaan.

    • Strategi utama pengolahan air limbah mengacu kepada komponen dari SPALD-S dan SPALD-T sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

     

    Infrastruktur Air (F4)

    Pengelolaan sumber daya air perkotaan bertujuan untuk akses air minum yang aman, sistem sanitasi yang layak, perlindungan sumber air dari polusi, dan pengurangan risiko banjir. Pemukiman yang ada dan terencana di kawasan 256k memiliki akses terhadap infrastruktur penting di 2045.

    Strategi Pengelolaan Air:  Pengelolaan sumber daya air perkotaan bertujuan untuk memberikan keamanan akses air minum yang andal, sistem sanitasi yang layak, perlindungan sumber air dari polusi, dan pengurangan risiko banjir dalam satu sistem pengelolaan air terpadu. Strategi ini juga akan menerapkan prinsip Kota Spons (Sponge City) untuk mengintegrasikan jaringan biru dan hijau agar dapat memberikan manfaat kenyamanan, kelingkungan, dan kesehatan bagi penduduk IKN.

     Pendekatan Pengelolaan Air Terpadu yang menggabungkan pengelolaan penggunaan air, limpasan air hujan, dan pengolahan air limbah dengan mengadopsi pendekatan terintegrasi antara sistem pengelolaan air secara tradisional, sehingga memungkinkan untuk mengoptimalkan efisiensi sumber daya secara keseluruhan dengan pertimbangan yang cermat pada penggunaannya, dan juga kontribusinya dalam sistem ekologi.

    Tiga elemen yang perlu digunakan dalam pengembangan pengelolaan air berkelanjutan di kawasan IKN: (1) ketahanan; (2) efisiensi; dan (3) kualitas.  Sangat memperhatikan terhadap  siklus perputaran air secara terintegrasi, sensitive terhadap lingkungan dan ekologi, efisien dalam penggunaan energi, tangguh dalam perubahan iklim.

     

    Sumber :   

    Materi Sosialisasi Undang-Undang No. 3 Tahun 2022 tentang Ibu Kota Negara (14 Maret 2022),  “Rencana Induk IKN dalam Lampiran UU IKN”,  Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).

    Rabu, 13 Maret 2024

    Pengolahan air untuk hemodialisis

     





    Variasi susunan unit pengolah air pada instalasi pengolahan air untuk hemodialisis di beberapa Rumah Sakit adalah sbb. :

    ·       cartridge filter (carbon aktive, sedimen 0,1µ, resin) > RO > EDI > Ultrafilter

    ·       cartridge filter (carbon aktive, sedimen 0,1µ, resin) > RO > EDI > UV-C

    ·       cartridge filter (carbon aktive, sedimen0,1µ, resin) > RO > UV-C

    ·       cartridge filter (carbon aktive, sedimen 0,1µ, resin) > RO > Ultrafilter (filter endotoksin)

    ·       filter carbon > filter manganise > filter cartridge > membrane RO > penampung air produk RO > lampu UV > Filter endotoxin


    Toilet Pesawat

     


    Toilet pada pesawat  ditempatkan di depan atau di belakang kabin penumpang. Posisi toilet di pesawat tergantung pada desain kabin dan ukuran pesawat itu sendiri. Pada pesawat komersial biasanya terdapat satu atau dua toilet yang ditempatkan di bagian belakang kabin, sedangkan pesawat berukuran besar bisa memiliki toilet yang lebih banyak dan ditempatkan di berbagai tempat di dalam kabin, termasuk di depan dan tengah kabin. Pada beberapa pesawat, toilet juga dapat ditempatkan di antara kabin kelas atas dan kelas ekonomi. 

    Volume ruang toilet pesawat bervariasi tergantung pada jenis pesawat, namun secara umum, toilet pesawat memiliki ukuran yang lebih kecil dari toilet pada umumnya dengan volume sekitar 1 hingga 1,5 meter kubik (m³) untuk pesawat komersial.  Namun, ukuran bisa lebih kecil pada pesawat kecil atau lebih besar pada pesawat yang lebih besar.

    Toilet pada pesawat  dilengkapi dengan sistem ventilasi guna menghindari bau tak sedap dan menjaga kualitas udara di dalam kabin. Umumnya, sistem ventilasi pada toilet pesawat terdiri dari beberapa komponen seperti exhaust fan, intake fan, dan filter HEPA (High Efficiency Particulate Air). Exhaust fan berfungsi untuk menarik udara kotor dari toilet dan mengeluarkannya ke luar pesawat melalui sistem exhaust. Intake fan berfungsi untuk menyedot udara bersih ke dalam toilet, sehingga tekanan udara di dalam toilet menjadi lebih tinggi dari pada di dalam kabin, mencegah bau tak sedap keluar dari toilet.  Filter HEPA pada sistem ventilasi toilet pesawat berfungsi untuk memperbaiki kualitas udara di dalam kabin dengan menangkap partikel seperti debu, bakteri, dan virus. Jadi sistem ventilasi ini juga sangat penting untuk menjaga kesehatan penumpang di dalam pesawat. 

    Sistem pencahayaan pada toilet pesawat sangat penting untuk memastikan bahwa toilet dapat digunakan dengan nyaman dan aman oleh penumpang. Toilet pada pesawat biasanya dilengkapi dengan pencahayaan LED atau neon yang menghasilkan cahaya yang cukup terang untuk memastikan ketersediaan cahaya yang cukup di dalam toilet. Cahaya juga dapat membantu penumpang untuk melihat dengan jelas ketika menggunakannya pada waktu yang gelap atau kurang cahaya. Selain itu, beberapa toilet pesawat juga dilengkapi dengan sensor gerak atau tombol yang dapat ditekan untuk menghidupkan atau mematikan pencahayaan secara otomatis dan membantu menghemat energi. Sistem pencahayaan toilet pada pesawat juga diatur untuk memastikan bahwa cahaya yang dihasilkan tidak dianggap mengganggu penumpang yang lain atau mengganggu tidur mereka di dalam kabin. 

    Jumlah toilet pada pesawat bervariasi tergantung pada jenis dan ukuran pesawat itu sendiri. Biasanya, pesawat komersial kecil seperti ATR dan Embraer memiliki satu toilet, sedangkan pesawat berukuran sedang seperti Boeing 737 biasanya dilengkapi dengan dua atau tiga toilet. Pesawat berukuran besar seperti Airbus A380 bahkan dilengkapi dengan lebih dari sepuluh toilet. Jumlah toilet pada pesawat juga bisa bervariasi berdasarkan konfigurasi kelas atau jenis maskapainya.

    Toilet pada pesawat bekerja dengan menggunakan sistem vakum. Saat tombol flush ditekan, vakum akan menarik semua limbah dan air ke sebuah tangki penyimpanan yang terletak di dalam pesawat. Limbah tersebut selanjutnya akan dibuang di darat setelah pesawat mendarat. Cairan toilet pesawat biasanya terdiri dari campuran antara air dan bahan kimia seperti formaldehida dan surfaktan. Formaldehida berfungsi sebagai desinfektan dan pengawet, sementara surfaktan berfungsi sebagai pembersih dan pengurang bau. Namun, beberapa maskapai penerbangan mulai beralih ke bahan kimia yang lebih ramah lingkungan untuk digunakan pada toilet pesawat.  

    Pada umumnya surfaktan yang digunakan dalam cairan toilet pesawat adalah kationik surfaktan dan non-ionik surfaktan. Kationik surfaktan mampu membersihkan kotoran dan bakteri yang terdapat pada permukaan toilet pesawat, sedangkan non-ionik surfaktan berfungsi sebagai pelarut untuk membantu melarutkan kotoran pada permukaan toilet pesawat. Contoh senyawa surfaktan kationik yang sering digunakan dalam cairan toilet pesawat antara lain adalah benetrimonium chloride, cetrimonium bromide, dan dodecylbenzenesulfonic acid. Senyawa-senyawa ini memiliki muatan positif dan cocok digunakan sebagai pembersih dan desinfektan pada permukaan toilet pesawat. Contoh senyawa surfaktan non-ionik yang sering digunakan dalam cairan toilet pesawat antara lain adalah alkyl polyglucoside, ethoxylated alcohols, dan alkylphenol ethoxylates. Senyawa-senyawa ini tidak memiliki muatan listrik dan dapat membantu melarutkan kotoran pada permukaan toilet pesawat.

    Bahan kimia yang digunakan dalam cairan toilet pesawat harus diolah dengan baik agar tidak merusak lingkungan dan manusia. Biasanya, bahan kimia tersebut diolah dalam instalasi pengolahan air limbah (IPAL) pada fasilitas darat untuk mencegah limbah kimia masuk ke alam bebas.

    Fasilitas yang tersedia di toilet pada pesawat meliputi toilet duduk atau jongkok, wastafel dengan air mengalir, kertas toilet atau tisu, tempat sampah, sabun cair atau hand sanitizer, cermin, dan lampu. Beberapa pesawat juga dilengkapi dengan fasilitas tambahan seperti dryers, parfum ruangan, dan fasilitas pengumpan bayi. Namun, fasilitas masing-masing toilet pesawat bisa sedikit berbeda tergantung pada jenis dan produsen pesawat. 

    Jumlah air yang digunakan untuk keperluan toilet pada pesawat bervariasi tergantung pada jenis pesawat dan desainnya, serta sistem toilet yang digunakan. Namun, pada umumnya, penggunaan air pada toilet pesawat cukup efisien dan hanya membutuhkan sekitar 500 hingga 1500 mililiter (ml) per flush atau sekali penggunaan. Namun, ada beberapa maskapai yang juga menggunakan sistem toilet yang lebih efisien dalam menghemat penggunaan air. 

    Jumlah air limbah yang dihasilkan oleh toilet pesawat bervariasi tergantung pada kapasitas tangki dan banyaknya pengguna di pesawat. Namun, pada rata-rata penerbangan, toilet pada pesawat berkapasitas besar dapat menghasilkan sekitar 55 hingga 110 liter (L) air limbah, sedangkan pesawat berkapasitas kecil menghasilkan sekitar 15 hingga 30 L air limbah. Air limbah dari toilet pesawat harus ditangani dengan baik agar tidak mencemari lingkungan, dan diolah secara khusus sebelum dibuang ke lingkungan. 

    Air limbah dari pesawat harus ditangani dengan baik agar tidak mencemari lingkungan. Biasanya, air limbah dari pesawat diambil dan dimasukkan ke dalam tangki khusus di bandara. Kemudian, air limbah tersebut diolah dengan cara disaring dan ditambahkan bahan kimia khusus untuk menyaring partikel-partikel dari limbah. Setelah itu, air tersebut dipecah dan diubah menjadi senyawa yang lebih aman sebelum dibuang ke lingkungan.

    Pemeliharaan toilet pesawat yang baik sangat penting untuk menjaga kesehatan dan kenyamanan penumpang, serta menjaga lingkungan dari pencemaran. Beberapa hal yang dilakukan dalam pemeliharaan toilet pesawat adalah sebagai berikut: a). Menjaga kebersihan secara teratur dengan membersihkan toilet, wastafel, lantai, dan permukaan lainnya. b). Melakukan pembongkaran untuk membersihkan dan memeriksa pipa dalam sistem toilet secara berkala. c). Membersihkan dan memeriksa sistem ventilasi, seperti exhaust fan dan filter HEPA. d). Memperbaiki atau mengganti bagian-bagian toilet yang rusak atau aus, seperti kaca atau keran air. e). Memeriksa dan mengganti cairan pembersih secara rutin.

    Pemeliharaan toilet pesawat dilakukan oleh teknisi dan awak kabin setiap kali pesawat melakukan pendaratan dan sebelum lepas landas. Pada saat pendaratan, awak kabin akan membersihkan, mengecek, dan mempersiapkan kembali toilet dan fasilitas sanitasi lainnya untuk digunakan oleh penumpang pada penerbangan berikutnya. Sedangkan pada saat sebelum lepas landas, diperlukan pemeriksaan terakhir toilet dan fasilitas sanitasi lainnya.

    Lavatory services adalah sebuah layanan atau jasa yang disediakan di bandara untuk mengumpulkan, membersihkan, dan menyimpan limbah dari toilet pesawat. Lavatory services biasanya juga bertanggung jawab untuk membuah sebanyk 20 hingga 30 jenis cairan kimia dan sampah yang terkandung dalam tangki air limbah toilet pesawat. Lavatory services akan membersihkan dan memproses air limbah tersebut dengan menggunakan berbagai prosedur dan bahan kimia untuk memastikan bahwa limbah tersebut aman dan tidak mencemari lingkungan sebelum dibuang.  Lavatory services biasanya beroperasi setiap hari di bandara selama 24 jam non-stop. Waktu kerja dari lavatory services dan durasi pengolahan air limbah toilet pesawat akan bervariasi tergantung pada jumlah pesawat yang menggunakan jasa tersebut dan volume air limbah dari toilet pesawat itu sendiri. Lavatory services juga harus mematuhi aturan dan standar keamanan dan lingkungan yang berlaku agar limbah toilet pesawat bisa diolah dan dibuang dengan aman. 

    Peralatan standar yang digunakan oleh Lavatory Services untuk mengumpulkan, membersihkan dan mengolah limbah toilet dari pesawat antara lain: a). Kendaraan vacuum truck, yang digunakan untuk mengambil dan membawa limbah dari toilet pesawat ke lokasi pengolahan limbah; b). Tangki penyimpanan limbah, yang digunakan untuk menyimpan limbah dari toilet peawat sebelum diolah; c). Sistem pengolahan air limbah, yang mencakup berbagai teknologi seperti sistem penyaringan, dekomposisi kimia, dan UV sterilisasi, untuk mengubah limbah toilet pesawat menjadi senyawa yang lebih aman sebelum dibuang; d). Peralatan dan bahan kimia pembersih, seperti pembersih toilet, pengering tangan, dan pembersih kaca.

    Jumlah petugas yang diperlukan bervariasi tergantung pada ukuran bandara dan jumlah pesawat yang memerlukan jasa tersebut. Biasanya di dalam satu tim pekerja lavatory service terdiri dari beberapa petugas. Jumlah tim dan lamanya waktu yang dibutuhkan untuk menangani satu pesawat juga tergantung pada ukuran dan kapasitas pesawat itu sendiri. Pada umumnya, satu pesawat dapat ditangani dalam waktu sekitar 30-45 menit oleh tim lavatory service. 

    Untuk penanganan air limbah dari toilet pesawat, setelah dikeluarkan dari pesawat, limbah tersebut harus ditangani dengan baik untuk mencegah kontaminasi dan pencemaran lingkungan. Biasanya, air limbah dari toilet pesawat diambil dan dimasukkan ke dalam tangki khusus dan diolah menggunakan sistem pengolahan air limbah pada fasilitas darat. Proses pengolahan ini mencakup proses penyaringan, penguraian, dan desinfeksi limbah sebelum dibuang ke lingkungan. Maskapai penerbangan juga perlu memastikan bahwa pihak ketiga yang bertanggung jawab untuk menangani limbah tersebut memiliki sertifikat dan lisensi resmi untuk memeriksa, mengumpulkan, dan membuang limbah dengan benar. 

    Pengolahan air limbah dari toilet pesawat  dilakukan setelah pesawat mendarat di bandara. Setiap pesawat memiliki sistem tangki penyimpanan dan pengumpulan limbah yang digunakan selama terbang, dan bahan kimia tambahan yang diperlukan juga masuk ke tangki ini. Saat pendaratan, tangki tersebut diganti atau kosongkan oleh petugas di bandara. Setelah itu, limbah diolah dan diubah menjadi senyawa yang aman sesuai dengan standar keamanan dan lingkungan yang berlaku sebelum limbah tersebut dibuang ke dalam saluran air limbah.
    Beberapa bandara juga telah mengembangkan sistem pengolahan limbah dalam yang dilengkapi dengan teknologi yang lebih canggih dan ramah lingkungan. Limbah tersebut diolah dengan menggunakan sistem biologi atau membiarkan tanaman mengolah limbah yang dikembangkan secara khusus untuk mempercepat dan membantu proses penguraian bahan kimia yang lebih kompleks.

    Proses pengolahan dilakukan dengan cara penambahan bahan kimia lainnya untuk memecah senyawa kimia yang ada dalam cairan toilet pesawat, seperti misalnya ozon, UV, atau proses kimia yang diaktifkan oleh cahaya. Setelah itu, limbah kimia dipecah menjadi senyawa yang lebih aman sebelum dibuang atau didaur ulang. 


    Sumber informasi:
    Situs maskapai penerbangan United Airlines;  Emirates; KLM; Singapore Airlines dan Airbus; perusahaan pesawat Boeing;Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat (EPA);   Wiener Aircraft;  Qatar Airways;  Lavatory Services Provider; Buku "Commercial Aviation Safety" karya Clarence C. Rodrigues;   jurnal "Environmental Science and Technology";  jurnal "Water Science and Technology";